Kehadiran PNM melalui program Mekaar salah satu fungsinya adalah untuk meningkatkan produktivitas masyarakat prasejahtera, khususnya bagi ibu-ibu. Di antaranya adalah Narwiyah, kisah wanita sederhana ini disadur dari cerita Sarah Dwi Anggraeni, AO Cabang Kemiri, Purworejo.
Keseharian Narwiyah hanyalah penganyam bambu dan tukang urut di Desa Jatiwangsan. Kondisi suami yang menjadikannya sebagai tulang punggung keluarga. Mata pencahariannya berasal dari anyaman bambu yang dijadikan besek dan tampah dan ia jual ke beberapa pengepul.
Berawal dari seorang tetangga yang kebetulan seorang nasabah Mekaar, Narwiyah diajak untuk mengikuti program pembiayaan Mekaar dari PNM. Karena terbatasnya modal usaha, ajakan tersebut disambut Narwiyah dengan suka cita. Setelah berembuk dan ijin dari suami, Narwiyah bergabung dengan PNM Mekaar.
Kucuran modal dari PNM Mekaar ia digunakan sebagian untuk membeli bambu yang sudah ditebang dan masih dalam bentuk rumpun untuk modal jalan lebih lama. Dan sebagian lagi ia gunakan untuk menyewa sawah yang dibayar dengan berapa kali panen.
Semenjak mendapat tambahan modal dari PNM Mekaar, usaha pembuatan besek tampahnya lebih lancar karena stok bambu jauh lebih banyak dan penghasilannya pun meningkat, kebutuhan ekonominya tercukupi. Bahkan Narwiyah kini mampu memelihara dan jual beli hewan mentog/bebek dari hasil usahanya membuat besek dan tampah.