Pemerintah menargetkan penerbitan (net) SBN sebesar IDR798,9 triliun. Per 17 Oktober 2018 net issuances mencapai IDR671,3 triliun (84% terhadap total target). Penerbitan terbesar merupakan instrumen obligasi Pemerintah dengan denominasi Rupiah yang mencapai IDR381,4 triliun.
Kepemilikan asing menurun di pasar obligasi domestik. Per 30 Oktober 2018, kepemilikan asing tercatat sebesar IDR863,6 triliun (37,3% dari total kepemilikan SBN) lebih rendah dari posisi awal Januari 2018 yang sebesar IDR837 triliun (39,8% dari total kepemilikan SBN). Aksi jual investor asing terjadi karena dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga yang dapat mendorong terjadinya capital flight. Bank Sentral AS masih on track untuk menaikkan suku bunga acuan, Fed Funds Rate (FFR), dalam pertemuan Desember 2018 mendatang (untuk ke empat kalinya tahun ini) menjadi 2,5% pada akhir tahun.
Bank Indonesia mempertahan suku bunga acuan. Pada RDG 22 – 23 Oktober 2018, BI memutuskan untuk mempertahankan level 7-days Reverse Repo Rate (7D RRR) sebesar 5,75%; konsisten untuk menurunkan defisit transaksi berjalan ke dalam batas aman dan mempertahankan daya tarik pasar keuangan domestik sehingga dapat semakin memperkuat ketahanan eksternal Indonesia di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi. Ke depan, kami memproyeksikan level suka bunga acuan BI naik kembali sebesar 25 bps menjadi 6% pada akhir tahun. Kami menargetkan yield obligasi acuan rupiah dengan tenor 10 tahun akan mencapai 8,78%.
Sumber Bank Mandiri