Setelah menjalani renovasi fisik selama empat bulan lamanya, hari ini, Jumat (19/3), M Bloc Space Fase Kedua yang terdiri dari M Bloc Market, Creative Hall dan Galeri Mini Museum Peruri telah diresmikan oleh Menteri Koperasi dan UKM RI, Teten Masduki, Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo dan disaksikan oleh Direktur Utama Peruri, Dwina Septiani Wijaya, CEO M Bloc Market, Handoko Hendroyono serta para jurnalis dan tamu undangan lainnya.
“Selalu ada peluang menanti di saat krisis.”
Itu adalah kredo yang sangat dipercaya oleh para pendiri M Bloc Space, sebuah ruang kreatif publik yang sukses mengalihfungsikan (placemaking) gudang-gudang bekas percetakan uang RI dan perumahan karyawan milik Peruri di Jakarta Selatan. Di tengah tekanan hebat pandemi COVID-19 serta krisis ekonomi yang mendera tanah air, optimisme tetap membara untuk mewujudkan gagasan-gagasan kreatif. Pivot dilakukan dengan harapan bisnis yang sedang bersemangat dan baru berjalan enam bulan sebelum pandemi tidak ikut tenggelam menjadi korban seperti ribuan perusahaan lainnya yang gulung tikar dan melakukan PHK massal.
Ketika seluruh kalender acara dan pertunjukan musik dibatalkan pada awal pandemi lalu, M Bloc Space pun kolaps selama empat bulan lamanya. Namun di saat bersamaan pula, pihak Peruri kembali memercayakan dua gudang seluas total sekitar 2.000 meter persegi untuk dialihfungsikan lagi oleh PT Ruang Riang Milenial selaku penggagas M Bloc Space. Curah gagasan yang intens terjadi di antara para pendiri M Bloc Space. Jika kedua gudang tersebut diubah menjadi venue lagi maka potensinya adalah kembali tutup berkepanjangan mengingat ketidakpastian kapan pandemi ini bakal berakhir.
Tercetuslah ide kreatif membangun M Bloc Market yang sebenarnya tidak pernah ada di dalam master plan sebelumnya. Mengingat M Bloc Space telah memiliki misi mendukung pergerakan UMKM dan talenta lokal, M Bloc Market pun digagas untuk mendukung pemasaran berbagai produk-produk jenama lokal yang terkurasi dengan baik dan ketat.
Sekitar 70% produk yang dijual di toko kelontong terkurasi seluas 650 meter persegi ini berasal dari berbagai UMKM dan 30% lainnya merupakan produk-produk ternama yang memang sudah dikenal masyarakat.
M Bloc Market ingin melayani komunitas dan rumah tangga sembari membuat tingkatan baru dalam berbelanja rutin bahan makanan, minuman menjadi sebuah pengalaman yang bergaya, menyenangkan, non-tunai (cashless), mengenyangkan sekaligus terjangkau – baik berbelanja sayur mayur segar, buah-buahan, sembako, roti dan kue artisan, keju buatan sendiri, serta aneka daging hingga ikan-ikan segar.
Kolaborasi M Bloc Space dengan Peruri bahkan kini tak hanya dilakukan sebatas penyediaan lahan semata. Pada pengembangan M Bloc Space Fase Kedua ini juga merambah dukungan teknologi yang advanced dari Peruri berupa pembuatan aplikasi belanja dan Peruri Code, kode unik yang dapat memberikan informasi detail mengenai produk-produk tersebut. Kemudahan proses berbelanja dengan konsep Scan to Go ini akan menjadi sebuah pengalaman yang berbeda. Konsumen memindai pilihan produk, membayar secara cashless dan barang belanjaan akan disiapkan sementara para pengunjung dapat melanjutkan aktivitas mereka di M Bloc Space, mulai dari nongkrong, melihat pameran, hingga menonton konser.
M Bloc Market app kini dapat diunduh via Google PlayStore maupun iOS App Store.
Selain toko kelontong, di dalam area M Bloc Market juga dibuka enam tenant F&B pendatang baru terkurasi yaitu Twalen (kuliner tradisional Bali), Jakarta Taste (butik kudapan), Coldheart (kedai kopi dari Bandung), Bloc Burger (kedai burger), Retawu Deli (kedai kue dan roti dari Malang), dan Komorebi (kuliner Jepang). Semuanya memiliki cita rasa yang lezat dan sulit ditandingi.
Creative Hall, sebuah ruang multi-fungsi berukuran 350 meter persegi bagi kegiatan-kegiatan kreatif, edukatif hingga seni budaya juga telah dibuka. Rencananya berbagai acara diskusi, pameran, pemutaran film, workshop, inkubasi UKM akan rutin dilakukan di sana. Terdapat pula di dalamnya area ampiteater untuk berdiskusi, mezanin untuk pameran, dan co-working space untuk rapat maupun workshop.
Galeri Mini Museum Peruri yang seluas sekitar 120 meter persegi akan menyuguhkan berbagai benda dan narasi sejarah pencetakan uang pada awal kemerdekaan Indonesia.
“Tentu kami bangga dapat bekerja sama dengan manajemen M Bloc Space untuk mengembangkan M Bloc Space fase kedua, setelah terlebih dahulu sukses membawa M Bloc Space fase pertama sebagai creative-hub dan menjadi ekosistem bagi komunitas milenial untuk berinteraksi, berekspresi serta menimbulkan gagasan kreatif. Mudah-mudahan M Bloc Market akan memberikan manfaat positif serta pengalaman berbelanja gaya baru dan unik kepada masyarakat urban.” jelas Dwina Septiani Wijaya, Direktur Utama Peruri.
“Mengembangkan ekosistem kreatif yang berkelanjutan menjadi tekad sekaligus harapan kami. M Bloc Space harus memiliki social impact yang nyata ke publik, khususnya kepada ekosistem lokal. M Bloc Market dan Creative Hall bahkan sejatinya tak bisa dilepaskan satu sama lain: pemberdayaan jenama Indonesia. Dari membuat kelas-kelas lokakarya UKM, diskusi, pemutaran film, pameran, hingga kurasi produk. Selain itu menampilkan berbagai jenama lokal keren pada etalase penting adalah misi utama kami pula. Sementara itu, Galeri Museum adalah bentuk apresiasi terhadap sejarah alat jual beli yang sah di republik ini sekaligus penanda kolaborasi apik kami bersama Peruri,” ujar Handoko Hendroyono selaku co-founder dan CEO M Bloc Market sekaligus M Bloc Space.
Sembari menunggu dikeluarkannya kembali perizinan konser musik dengan protokol kesehatan ketat, berbagai program kegiatan menarik akan diadakan secara berkala di Creative Hall. Dua di antaranya adalah acara diskusi, pameran dan lelang kopi lokal bertajuk “Kopi Penyangga Bumi” mulai tanggal 19 – 21 Maret 2021. Selain itu, ada pula “Revive,” sebuah pameran instalasi seni dan lukisan karya Monica Hapsari, Dwi Putro x Nawa Tunggal mulai 20 Maret – 18 April 2021 yang merupakan kolaborasi pertama antara CAP (Connected Art Platform) dengan M Bloc Space.
CAP (Connected Art Platform) adalah platform ekosistem seni dengan fokus Asia, Pasifik dan Eropa yang berbasis di Swiss dan Jakarta. Sebuah platform yang menghubungkan berbagai elemen pelaku dan penggiat seni-budaya, teknologi dan peneliti mulai dari para seniman, kurator, desainer, ilmuwan, akademisi, dan pakar digital dengan misi memberikan kesempatan kepada mereka untuk menjangkau khalayak yang lebih luas, serta memiliki hubungan timbal balik yang menguntungkan dan substansial di masyarakat.
“Kesamaan visi dan misi antara M Bloc dan CAP yang membuat dimulainya kerjasama ini. Kerjasama berkelanjutan ini menyediakan ruang dimana praktisi seni terhubung, berjejaring, dan pada akhirnya mengarah pada proyek dan pameran kolaboratif. Kami ingin membangun kesempatan bagi praktisi seni berkolaborasi dengan industri dan jenama yang ada. Nantikan program-program inovatif dan cutting-edge kami selanjutnya di M Bloc Space,” ujar Mona Liem, kurator sekaligus pendiri Connected Art Platform (CAP).
Sumber Peruri, edit koranbumn