PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) menerapkan strategi bionic banking dalam mendorong percepatan transformasi digital.
Direktur Technology & Operation BSI Achmad Syafii menyampaikan bionic banking adalah strategi di mana perseroan membagi dua layanan perbankan menjadi dua. Pertama, layanan yang bersifat less complex.
Layanan yang bersifat less complex merupakan layanan produk-produk perbankan yang dapat dilakukan dengan cara yang sederhana. Layanan ini seluruhnya dialihkan BSI ke pelayanan secara digital, yaitu melalui mobile banking.
Mulai dari layanan onboarding, Achmad menjelaskan, pembukaan rekening sudah dilakukan secara biometrik.
“Jadi bagi calon nasabah yang ingin melakukan pembukaan rekening di BSI, sudah sepenuhnya tidak perlu datang ke kantor cabang,” katanya dalam Webinar Bank of the Future, Fostering Indonesia Banking Potential, Rabu (26/1/2022).
Dia menambahkan, nasabah pun sudah bisa langsung melakukan transaksi secara penuh, termasuk tarik tunai di mesin ATM tanpa kartu.
“Uniknya lagi, m-banking BSI memiliki kemampuan investasi, misal emas, sehingga memberikan kemudahan kepada nasabah untuk membeli emas dalam jumlah yang kecil,” jelasnya.
Layanan m-banking BSI juga menyediakan layanan pembiayaan, termasuk layanan Islamic dan layanan investasi lainnya.
Lebih lanjut, layanan kedua, yaitu layanan yang lebih kompleks yang harus dilakukan melalui kantor cabang, misalnya produk wholesale dan produk pembiayaan yang kompleks.
Namun demikian, BSI juga menyediakan layanan tersebut secara digital di kantor cabang. “Jadi tidak sepenuhnya layanan di cabang yang kompleks dilakukan secara manual,” kata dia.
BSI mencatat, data per September 2021, jumlah nasabah di perbankan ini mencapai 15,5 juta nasabah, dengan pengguna m-banking sebesar 3,1 juta nasabah. Total aset BSI per September 2021 tercatat mencapai Rp251,05 triliun.
Sumber Bisnis, edit koranbumn