Dalam upaya memperkuat keselamatan pelayaran nasional, PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) atau BKI menggelar workshop bertajuk “Strategi Implementasi Petunjuk Penilaian Risiko BKI” pada 28–29 Oktober 2025 di Kantor Pusat BKI, Jakarta dengan menghadirkan dua orang pakar terkait keselamatan sistem maritim berbasis risiko dari akademisi di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Divisi Riset dan Pengembangan Klasifikasi & Statutoria ini merupakan bagian dari komitmen BKI untuk menghadirkan proses klasifikasi kapal yang efisien, dan berbasis penilaian risiko
Sebagai lembaga klasifikasi nasional, BKI memiliki peran penting dalam memastikan setiap kapal memenuhi standar keselamatan dan kelaikan yang berlaku. Melalui workshop ini, BKI memperkenalkan Petunjuk Penilaian Risiko (PR) (Bag.8, Vol.A), pedoman baru dalam sistem klasifikasi kapal yang ditujukan pada kapal atau bangunan apung yang beroperasi di perairan domestik mencakup perairan sungai dan danau, khususnya untuk kapal eksisting/ bangunan sudah jadi dengan menekankan pada pendekatan berbasis risiko. Pendekatan ini memungkinkan evaluasi terhadap potensi bahaya selama masa operasional kapal, sehingga tindakan pencegahan dapat dilakukan lebih cepat dan tepat.
Kegiatan ini juga memperkenalkan penggunaan aplikasi digital Dewaruci Risk-Based Assessment (Dewaruci RBA), yang merupakan salah satu feature dalam aplikasi Dewaruci yang telah dikembangkan oleh BKI. Dewaruci RBA adalah sebuah sistem yang dikembangkan untuk pemilik kapal dalam proses penilaian risiko kapal yang akan diklaskan. Dengan sistem ini, baik pihak shipowner dan BKI dapat mengidentifikasi potensi bahaya dan menetapkan kontrol risikonya secara lebih mudah, transparan, akurat, dan terdokumentasi secara digital.
Penerapan penilaian risiko tidak hanya memperkuat sistem klasifikasi kapal, tetapi juga menjadi bagian dari transformasi digital BKI dalam layanan maritim. Langkah ini sejalan dengan upaya nasional untuk mewujudkan transportasi laut yang aman, efisien, dan berkelanjutan, sekaligus meningkatkan daya saing industri pelayaran Indonesia di tingkat global.
















