Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Sunarso menyatakan anjloknya harga minyak dunia dalam jangka pendek bakal memberi untung perseroan. Alasannya, penurunan harga minyak bakal dinikmati oleh debitur utama BRI di segmen UMKM.
āAnalisis saya, UMKM sebenarnya akan diuntungkan dengan penurunan harga minyak dalam jangka pendek. Termasuk untuk kami yang punya segmen utama di sana, buat BRI harga minyak turun tak terlalu banyak imbasnya, harga minyak turun, justru kami banyak diuntungkan,ā katanya di Menara Kompas, Senin (9/3).
Adapun dalam pengertian lebih luas, Sunarso bilang penurunan harga minyak sejatinya bakal berfaedah terhadap ekonomi nasional. Terutama untuk menjaga defisit anggaran negara.
Meskipun dalam jangka panjang, Sunarso mengaku memang perlu kalkulasi yang lebih cermat untuk menghitung dampak untung rugi dari penurunan harga minyak.
āHarga minyak tentu akan mempengaruhi harga komoditas lain. Tinggal dihitung nanti, seberapa besar kita diuntungkan dari penurunan harga dibandingkan kerugian yang didapat dari harga ekspor non migas,ā sambungnya.
Sunarso juga masih optimistis kondisi ini tak bakal banyak mengganggu bisnis bank terbesar di tanah air ini. Termasuk dari dampak penyebaran Covid-19. Ia masih optimistis, target pertumbuhan kredit di kisaran 10%-11% tahun ini masih bisa dicapai di tengah berbagai tekanan tersebut
Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo dalam kesempatan serupa menambahkan strategi perseroan untuk makin fokus menyalurkan kredit ke segmen mikro akan jadi tumpuan perseroan menghadapi beragam tekanan tadi.
āTahun ini target kredit kami tetap 10%, karena portofolio kami di mikro sebenarnya tahun lalu tumbuh 15%, sementara korporasi akan kami salurkan lebih selektif dengan target 5%. Kalau dirata-rata masih bisa mencapai 10%,ā kata Haru.
BRI juga telah mulai memitigasi eksposur kreditnya terkait dampak Covid-19 dengan melakukanĀ stress test. Hasilnya, diakui Haru tak berdampak besar, masih berada di kisaran 2,8% hingga 3%.
Sayangnya, ia mengaku di awal tahun ini rasio kredit macet perseroan memang kembali terkerek naik dibandingkan akhir tahun lalu di level 2,62%. āNPL kita saat ini di kisaran 2,82%,ā sambungnya.
Sumber Kontan, edit koranbumn