Produsen pupuk dan industri kimia, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) tengah menggenjot rencana inovasi dan diversifikasi usaha guna membantu meningkatkan potensi ekosistem pertanian di Indonesia. Manajemen berujar, saat ini rencana tersebut masih dalam tahap kajian oleh sejumlah pihak terkait.
Direktur Utama Pupuk Kalimantan Timur Rahmad Pribadi mengungkapkan, salah satu inovasi yang dilakukan adalah dengan menambah kapasitas produksi dan juga pabrik guna memenuhi kebutuhan pasar serta memaksimalkan potensi pengembangan perusahaan.
“Dalam beberapa tahun ke depan, PKT akan melakukan pengembangan pabrik di Bontang, di antaranya untuk pembangunan pabrik NPK baru dan pabrik soda ash, serta menyelesaikan pabrik Amonium Nitrat,” ungkap Rahmad
Lebih lanjut dia menambahkan, dari sisi diversifikasi usaha, Rahmad bilang, PKT tidak hanya mengembangkan industri gas bumi saja, namun juga menyasar renewable resource, seperti industri oleokimia dan turunannya yang merupakan lanjutan dari kelapa sawit.
“Langkah ini juga menjadi salah satu strategi PKT, guna turut memaksimalkan potensi sektor kelapa sawit dan memastikan proses peningkatan nilai tambah dari hilirisasi industri sawit bisa dilakukan secara in-house sepenuhnya di Indonesia,” tambah dia.
Sebagaimana diketahui, PKT memiliki kebun kelapa sawit dengan luas sekitar 7.400 hektar melalui anak usaha mereka, yakni PT Kalimantan Agro Nusantara.
Di sisi lain, sejak tahun ini, PKT juga diberi arahan oleh induk usaha PT Pupuk Indonesia, untuk membantu memaksimalkan potensi pertanian di wilayah Indonesia bagian timur.
Peta arahan tersebut dirancang untuk memenuhi kebutuhan petani dari Sabang sampai Merauke, dengan mempertimbangkan lokasi dan kapasitas produksi perusahaab dalam Pupuk Indonesia Group.
“Meskipun pandemi masih berlangsung, fokus utama perusahaan masih pada pemenuhan kebutuhan pupuk di Indonesia dan turut menjaga ketahanan pangan nasional,” ungkap Rahmad.
Di tengah rencana strategis perusahaan, PKT juga tetap berupaya untuk tetap melakukan efisiensi guna menjaga sustainability perusahaan di tengah kondisi pandemi seperti saat ini. Hal itu dijalankan salah satunya dengan terus mengimplementasikan Cost Reduction Program (CRP) di seluruh proses bisnis.
Rahmad berujar, PKT seraya optimistis dapat membukukan pertumbuhan bisnis dan industri yang positif di tahun ini dengan membidik torehan laba bersih sebesar Rp 1,98 triliun.
Adapun, hingga kuartal I-2021, PKT berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 762 miliar atau 38% dari target yang telah dibidik oleh perusahaan.
“Tercatat, selama kuartal I 2021, PKT juga telah memproduksi 904.913 ton pupuk urea, 55.761 ton NPK dan 751.685 ton amoniak. Jumlah produksi tersebut telah didistribusikan ke wilayah tanggung jawab perusahaan di delapan wilayah, yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat,” tutup Rahmad.
Sumber Kontan, Edit koranbumn