Berdasarkan data dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia dapat mencapai 64 juta ton per tahun. Untuk mengatasi sampah plastik, peran Pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam pengelolaan serta pengurangan limbah.
Satu hal yang menarik, saat ini telah ditemukannya cara pengelolaan sampah plastik menjadi bahan campuran material jalan atau aspal. Temuan ini digagas oleh Toby McCartney, seorang insinyur kimia asal Scotlandia yang telah mendirikan perusahaan penyedia jasa pembangunan jalan berbahan plastik pada tahun 2015 bersama dengan dua orang temannya. Menurut McCartney, sampah plastik dapat diolah menjadi butiran kecil yang dapat menggantikan 20 persen unsur aspal konvensional. Umumnya, aspal konvensional berasal dari olahan langsung minyak bumi.
Indonesia juga sudah mulai mengembangkan penggunaan plastik sebagai bahan pembuatan aspal. Bahkan, Kementerian PUPR telah menerapkan aspal plastik di beberapa kota besar, seperti Jakarta, Bekasi, Denpasar, Makassar dan Tangerang. Penerapan teknologi ini sebagai upaya pemerintah dalam pengurangan limbah kantong plastik. Menariknya, teknologi aspal plastik memiliki beberapa kelebihan, seperti memiliki tingkat perkerasan yang lebih baik dan daya tahan yang tinggi apabila dibandingkan dengan aspal biasa.
Sumber ADHI / edit koranbumn.com