Tahun depan, pemerintah menyuntikkan dana penyertaan modal negara (PMN) untuk badan usaha milik negara (BUMN) total mencapai Rp 42,3 triliun.
Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata mengatakan, suntikan dana PMN 2021 untuk BUMN tersebut sebagai modalitas dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dalam rangka penanganan pandemi Covid-19.
Ini bukan sesuatu yang kami bedakan, karena ini bersifat sejalan dengan penyelenggaraan pemulihan ekonomi, katanya, Jumat (6/11).
Dia menyebutkan, ada sembilan perusahaan pelat merah yang akan mendapat kucuran dana PMN tahun depan.
Yakni, Sarana Multigriya Financial (SMF), PT Hutama Karya, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC), PT BPUI, PT Pelindo III, PT PAL Indonesia, PT Kawasan Industri Wijayakusuma, dan Indonesia Eximbank (LPEI).
Menurut Isa, pemilihan sembilan BUMN tersebut, tentunya melewati proses yang akuntabel dan telah melalui evaluasi Kementerian BUMN maupun kementerian terkait lainnya. Sehingga, banyak BUMN yang sudah mengajukan juga perlu dipertimbangkan lagi, mana yang perlu didukung terlebih dahulu proyek maupun idenya.
Untuk itu, Isa menyebutkan, kucuran dana PMN itu bukan merupakan suatu pemborosan seperti cerita masa lalu. Alhasil di tahun depan, sudah barang tentu suntikan dana PMN ke BUMN akan terus dipantau perkembangan programnya, serta modal tersebut dipastikan akan digunakan semaksimal mungkin.
Ini mungkin terkait dengan kejadian kecil di masa lalu, ada BUMN yang terima PMN tapi tidak bertahan, sehingga peran PMN hilang. Saya ingin tegaskan, pemberian PMN ke BUMN itu (kali ini) bukan kucuran dana yang hilang begitu saja, ungkap Isa.
Selain untuk tahun depan, Isa menyatakan, tahun ini pemerintah juga mengucurkan dana PMM sebesar Rp 2 triliun buat PT Biofarma guna membiayai penyediaan obat-obatan dan vaksin guna penanganan Covid-19 maupun pengembangan sarana pelayanan kesehatan. Dana Rp 2 triliun ini dipastikan untuk Biofarma semua, ujar dia.
Ekonom Centre of Reform Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah menilai, suntikan modal dari pemerintah untuk BUMN melalui PMN memang diperlukan untuk pemulihan ekonomi selama atau setelah pandemi Covid-19.
Sebab di tahun mendatang, ekonomi tentu masih dalam proses pemulihan. Sehingga, Tentu sangat membutuhkan stimulus dari pemerintah, karena peran swasta masih akan terbatas, katanya.
Menyusul dampak pandemi Covid-19 yang begitu besar, Piter bilang, dana PMN tahun depan memang sudah semestinya lebih tinggi dibandingkan dengan tahun ini.
Apalagi, alokasi anggaran tersebut ditujukan untuk membangkitkan kembali BUMN, agar program-programnya tidak berhenti di tengah jalan. Harus diakui bahwa ada BUMN yang merugi, tetapi bukan berarti dibiarkan mati sehingga perlu upaya membangkitkannya,” sebut dia.
Sumber Kontan, edit koranbumn