Pemerintahan Presiden Jokowi dan Jusuf Kalla terus memberikan perhatian lebih pada program-program pemerintah yang memberdayakan masyarakat kecil, salah satunya adalah program Mekaar milik PT PNM (Persero) yang menyasar para ibu prasejahtera di Indonesia.
Program PNM Mekaar memberikan bantuan permodalan berbasis kelompok bagi perempuan prasejahtera dengan besar pembiayaan berkisar antara Rp. 2 juta hingga Rp. 5 juta yang diberikan secara bertahap. Dalam praktiknya, program Pemerintah ini tidak mensyaratkan adanya jaminan.
Salah satu wilayah yang banyak menerima permodalan PNM Mekaar adalah Jawa Timur. Jumlah nasabahnya mencapai 910.566, nasabah Mekaar terbagi dalam 64.018 kelompok. Sementara keberadaan kantor cabang PNM di Jatim total mencapai 401 cabang, jumlah pendamping nasabah 4.834 orang.
Permasalahan besar yang dihadapi pelaku usaha mikro adalah yakni akses pembiayaan, peluang usaha, kapasitas SDM, termasuk regulasi birokrasi. Karena itu PNM melalui program Mekaar menyalurkan permodalan sekaligus pendampingan usaha kepada perempuan prasejahtera sebagai pelaku UMK.
Dari 401 cabang Mekaar di Jatim, Magetan adalah salah satu cabang yang nasabahnya aktif bergerak di berbagai jenis bidang usaha mikro dan kecil. Terdapat 6 kantor cabang PNM Mekaar di Kab. Magetan, total nasabah Mekaar mencapai 10.128 yang terbagi dalam 784 kelompok.
Salah satu cabang PNM Mekaar di Kab. Magetan adalah Kec. Panekan. Panekan yang berjarak sekitar 6 kilometer dari ibukota Kab. Magetan ini memiliki nasabah aktif Mekaar sebanyak 2.139 yang terbagi dalam 172 kelompok.
Jenis usaha yang dilakoni para nasabah PNM Mekaar di Kec. Panekan ini begitu beragam. Dari jajanan pasar, warteg, sembako, peternak, hingga usaha perkebunan. Saat ini (per 31 Januari 2019), permodalan Mekaar telah diakses oleh 4.184.889 nasabah di 30 provinsi, tersebar di 3.874 Kecamatan dan 276 Kabupaten.
Program PNM Mekaar dirancang sebagai upaya untuk memutus rantai kemiskinan. Pola pembiayaan serta pendampingan kepada para perempuan dari keluarga prasejahtera terbukti mampu mendidik mereka lepas dari kemiskinan. Mereka tak hanya diberikan modal finansial, namun juga modal intelektual dan sosial.
Sumber PNM edit koranbumn