Terus berkarya membangun negeri dan menghubungkan kebaikan lewat inspirasi ke seluruh penjuru Nusantara, PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) sebagai salah satu BUMN, terus bertransformasi menjadi perusahaan yang transparan, akuntabel, dan memiliki daya saing tinggi baik dari sisi bisnis, produk, teknologi, serta kualitas sumber daya manusia. Untuk mencapai visi perusahaan sebagai Indonesia’s Most Valuable Infrastructure Developer (IMVID), Hutama Karya terus melakukan terobosan bagi dunia infrastruktur di Indonesia. Dalam sektor infrastruktur, Hutama Karya saat ini sedang menjalankan mandat pemerintah untuk membangun dan mengembangkan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang 2.765 km, yang akan membentang dari Lampung hingga ke Aceh.
Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto mengatakan bahwa mengingat Pulau Sumatra sebagai penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar kedua di Indonesia, Hutama Karya tak hanya berfokus pada pembangunan konstruksi JTTS, tapi juga turut membangkitkan perekonomian di Sumatra melalui semangat ‘value capturing’ potensi bisnis di Sumatra. Salah satunya melalui pengembangan kawasan industri berbasis 4.0, yang didukung oleh penyediaan infrastruktur utama, seperti energi, air dan pengolahan limbah. “Dengan adanya penyediaan infrastruktur tersebut, Hutama Karya turut mewujudkan eksistensi JTTS, sebagai koridor ekonomi baru. Selain juga sebagai bentuk pemerataan, tak hanya dari sisi infrastruktur namun juga dari sisi ekonomi di Indonesia,” ujar Budi.
Sesuai dengan tema peringatan Hari Pahlawan tahun 2020, yakni “Pahlawanku Sepanjang Masa”, bahwa di masa kini makna ‘pahlawan’ bisa dipahami dalam berbagai pengertian. Saat ini, ‘pahlawan’ dapat dimaknai sebagai sosok dan langkah membawa perubahan, serta memberikan kontribusi positif dari berbagai sisi untuk negeri. Kontribusi positif untuk negeri termasuk juga dalam hal pembangunan infrastruktur, yang memberi manfaat sebesar-besarnya untuk masyarakat.
Lebih lanjut, Budi mengatakan bahwa sesuai dengan visi pemerintah tentang pembangunan, Indonesia tidak lepas dari posisinya yang berada dalam dinamika regional dan global. Secara geografis, Indonesia terletak di Kawasan Timur Asia (termasuk Asia Tenggara), yang merupakan jantung pertumbuhan ekonomi dunia. Indonesia menjadi salah satu negara dengan luas kawasan terbesar, penduduk terbanyak, dan sumber daya alam terkaya, yang mana di antaranya berada di Pulau Sumatera. Oleh karena itu, pembangunan JTTS termasuk agenda prioritas pemerintah yang dikategorikan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Dengan semangat Hari Pahlawan, Hutama Karya ingin melanjutkan perjuangan memperkokoh negeri melalui pembangunan infrastruktur, dengan selalu melakukan inovasi dan terobosan baru berkelanjutan. Saat ini Hutama Karya terus berfokus dalam membangun dan mengembangkan JTTS sebagai salah satu PSN. Harapannya agar dari pembangunan ini dapat menggerakkan ekonomi rakyat, sehingga wilayah-wilayah di Indonesia, dalam hal ini Pulau Sumatra, turut menjadi bagian penting dari rantai produksi regional dan global, yang berperan mengakselerasi pemerataan pembangunan dan keadilan ekonomi, menuju Indonesia maju,” pungkas Budi.
Sementara itu, Executive Vice President Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Muhammad Fauzan, menambahkan bahwa Sumatra menjadi sentra produksi dari pengolahan hasil bumi, dan juga lumbung energi nasional. Kegiatan perekonomian utama Sumatra saat ini berfokus pada kelapa sawit, karet, batu bara, perkapalan dan besi baja. “Tersambungnya JTTS nantinya mulai dari Lampung hingga Banda Aceh, kami harapkan dapat memfasilitasi pengolahan potensi sumber daya, sehingga Sumatra dapat menjadi mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebab pengembangan kegiatan ekonomi utama juga memerlukan konektivitas (infrastruktur), yang selanjutnya harus didukung oleh bertambahnya ketersediaan energi yang cukup, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan investasi, yang available, reliable dan affordable,” kata Fauzan.
Lebih lanjut, Fauzan juga menyampaikan bahwa konektivitas di Sumatra perlu didukung agar pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak hanya bertumpu di Pulau Jawa, namun merata ke berbagai wilayah, sehingga keseimbangan kondisi infrastruktur dapat tercapai. Kehadiran infrastruktur jalan di Sumatera diyakini akan memberikan dampak positif kepada masyarakat, serta meningkatkan produktivitas kegiatan ekonomi. Sebagai contoh kelapa sawit, tingkat produksi Crude Palm Oil (CPO) sangat bergantung pada waktu tempuh, sebab kualitas Tandan Buah Segar (TBS) akan menurun dalam 48 jam setelah pemetikan. Namun dengan adanya JTTS, waktu tempuh bisa menjadi lebih singkat sehingga mampu meningkatkan kapasitas serta kualitas, tak hanya kelapa sawit namun sumber daya alam lainnya.
Hingga saat ini, Hutama Karya telah membangun JTTS sepanjang ±1.160 km, dengan rincian 651 km ruas tol dalam tahap konstruksi dan 509 km ruas tol yang telah beroperasi secara penuh. Ruas tol yang telah beroperasi di antaranya adalah ruas Medan – Binjai seksi 2 & 3 (13 km), ruas Palembang – Indralaya (22 km), ruas Bakauheni – Terbanggi Besar (141 km), ruas Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (189 km), ruas Sigli – Banda Aceh seksi 4 Indrapuri – Blang Bintang (14 km) dan ruas Pekanbaru – Dumai (131 km).
LUNCURKAN HUTAMA EXPERTALK
Masih dalam semangat Hari Pahlawan, Hutama Karya juga ingin terus menggaungkan pentingnya pembangunan infrastruktur dikaitkan dengan akselerasi manfaat ekonomi, yang mana membutuhkan sinergi multi dimensi lintas sektoral para stakeholder, melalui sebuah kesepemahaman bersama. Untuk memaksimalkan dampak positif pembangunan infrastruktur tentunya diperlukan sinergi dan koordinasi, oleh karena itu, dalam beberapa bulan ke depan, Hutama Karya melalui HK Academy dan HK Research Institute, juga akan meluncurkan Hutama ExperTalk, yakni sebuah forum yang akan mewadahi perusahaan, praktisi, pemerhati, mahasiswa serta masyarakat umum di seluruh Indonesia, untuk melakukan sharing knowledge.