Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo mendampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan uji coba sistem persinyalan LRT Jabodebek dari Stasiun TMII menuju Stasiun Harjamukti. Sistem pengoperasian LRT menggunakan teknologi clamping device yakni perangkat yang digunakan untuk menjaga posisi lateral rel namun tetap membebaskan gerakan longitudinal yang terjadi. Lalu, moving block yaitu sistem persinyalan kereta terbaru dan pertama diterapkan pada LRT di Indonesia.
Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo saat mendampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau sistem persinyalan LRT Jabodebek
LRT dengan kapasitas 720-1200 penumpang per rangkaian ini akan bergerak tepat waktu tanpa masinis dengan penjadwalan yang sistematis. Dengan headway atau waktu tunggu antar kereta 3-6 menit, waktu tempuh dari Cibubur sampai ke Dukuh Atas sepanjang 26 km dapat ditempuh selama 39 menit dengan kecepatan rata-rata 40 Km/Jam. Sementara, waktu tempuh dari Bekasi Timur sampai ke Dukuh Atas sepanjang 30 Km dapat ditempuh selama 45 menit dengan kecepatan rata-rata 40 Km/Jam.
Sementara jika menggunakan kendaraan pribadi waktu tempuhnya bisa dua sampai tiga jam. Dengan adanya LRT Jabodebek diharapkan masyarakat beralih ke LRT sehingga dapat mengurangi kemacetan dan lebih ramah lingkungan.
Turut hadir mendampingi Dirjen Perkeretaapian Zulfikri, Kepala BPTJ Polana B. Pramesti, Direktur Utama PT Adhi Karya Entus Asnawi, dan Direktur Utama PT INKA Budi Noviantoro.LRT Jabodebek yang dibangun oleh anak bangsa ini dapat menjadi solusi transportasi Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) untuk menjawab kebutuhan transportasi masyarakat Jakarta yang mempunyai mobilitas tinggi. (Public Relations KAI)