PT Krakatau Semen Indonesia memastikan tetap meningkatkan kapasitas produksi tahun ini sekitar 32 persen menjadi 440.315 ton.
Direktur Utama PT Krakatau Semen Indonesia Bambang Tridoso Oktanto mengatakan perseroan dibentuk dari perkawinan PT Krakatau Steel dan PT Semen Indonesia dengan share saham 50:50 pada 2018 ini terus menunjukkan tren kinerja yang baik.
Adapun secara tahunan kapasitas produksi pabrik milik perseroan yang berada di Cilegon ini per bulan mampu menghasilkan 57.500 ton dan per tahun 690.000 ton.
“Jadi utilisasi kami masih di sekitar 70 persen. Pada 2018 produksi kami masih 75.085 ton karena pabrik baru dimulai kemudian naik pada 2019 menjadi 333.337 ton dan tahun ini akan sekitar 440.315 ton,” katanya melalui Webinar Infrastructure Connect, Kamis (19/11/2020).
Tridoso mengemukakan pabrikan saat ini memproduksi semen jenis ground granulate blast furnace slag atau GGBFS yang memiliki keunggulan sebagai subtitusi semen untuk beton performa tinggi.
GGBFS digunakan untuk membuat struktur beton yang kuat dan tahan lama yang dapat dikombinasikan dengan semen lain berbahan portland biasa atau pazzolani.
Untuk itu, saat ini 60 persen hasil produksi masih diekspor karena peminat pasar luar yang lebih tinggi dibanding domestik. Perseroan mulai melakukan ekspor GGBFS pada April 2019 sebesar 30.000 per shipment ton ke Singapura.
“Adapun potensi ke Singapura sebesar 14 shipment dalam setahun. Secara total pada 2019 kami telah menjual 122.025 ton untuk ekspor, tahun ini 252.120 ton, dan target tahun depan 360.000 ton,” ujar Tridoso.
Perseroan pun saat ini terus membidik pasar ekspor di seluruh negara Asia Tenggara, Australia, Jepang, China, dan lainnya. Sejalan dengan hal itu, perseroan pun mengaku akan terus berupaya meningkatkan penggunaan dalam negeri.
Di dalam negeri penggunaan GGBFS 74 persen digunakan untuk semen manufaktur, 15 persen untuk campuran, 6 persen untuk turunan non beton, dan 5 persen untuk precast.
Tridoso menyebut sejumlah gedung skala Internasional yang menggunakan GGBFS antara lain The Hudson Yard, Premiere On Pine, dan One World Trade Center.
Adapun di dalam negeri GGBFS rencananya akan digunakan dalam Pertamina Energy Tower dan Signature Tower yang pembangunanya terkendala Covid-19. Untuk proyek infrastruktur telah digunakan pada Pelabuhan Patimban dan 6 ruas tol dalam kota sebagai bahan pembuat beton.
Selain itu, GGBFS juga kini telah digunakan salah satu pabrikan Bata Ringan sebagai subtitusi semen dengan komposisi sebesar 30 persen. Bata ringan yang dihasilakn terbukti lebih cerah, halus, dan tetap berada dalam standarnya.
“Produk kami juga telah memenuhi syarat mutu SNI spesifikasi semen slag sehingga dalam penggunaanya tidak memerlukan izin pengelolaan limbah B3,” kata Tridoso.
Sumber Bisnis, edit koranbumn