PT Adhi Karya (Persero) Tbk membidik kenaikan kontrak baru di tahun depan. Hal tersebut menyusul makin banyaknya Proyek Strategis Nasional (PSN) yang siap ditawarkan kepada investor.
Direktur Pemasaran Adhi Karya Agus Karianto menyebutkan, sebagai salah satu BUMN yang bergerak di bidang infrastruktur akan selalu turut berperan serta dalam menunjang percepatan pembangunan proyek infrastruktur. Karenanya, ia menilai hal ini tentu berdampak positif dalam rangka peningkatan pertumbuhan kinerja perseroan di tahun depan.
“Proyek tol di jalur Sumatera, ruas tol dalam kota maupun elevated termasuk yang kami sasar. Belum lagi proyek-proyek bandara dan pelabuhan yang cukup besar anggarannya,” ujarnya
Perusahaan masih belum merincikan kebutuhan anggaran modal yang disiapkan tahun depan. Menurutnya, saat ini perusahaan terus berkoordinasi mengingat peningkatan anggaran infrastruktur di tahun depan menjadi Rp 414 triliun akan berdampak positif bagi kinerja di tahun depan.
Baru-baru ini juga, emiten berkode saham ADHI di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melakukan penandatanganan kontrak baru untuk pembangunan Jalan Tol Ruas Solo-Yogyakarta-NYIA Kulonprogo senilai Rp 7,8 triliun yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Untuk ke depannya ADHI menargetkan dan mengharapkan untuk memperoleh kontrak konstruksi PSN lain dari Tol Yogyakarta-Bawen sekitar Rp 2 triliun,” ujarnya.
Sementara itu, untuk proyek di luar tol perusahaan konstruksi pelat merah ini hendak fokus pada proyek yang menghasilkan reccurring income, seperti pengolahan limbah, pengolahan limbah sampah, pengolahan air bersih, dan preservasi jalan non tol.
Dari rencana tersebut, perusahaan menargetkan bisa meningkatkan kinerja perusahaan. “Harapan kami recover paling tidak 60% dari 2019 sebelum pandemi Covid-19,” ungkapnya.
Sementara, dari sisi kontrak baru Adhi Karya membidik pertumbuhan kontrak baru 10%-15% dibandingkan tahun ini. “Proyeksi kontrak baru tahun depan Rp 32,9 triliun,” lanjutnya.
Berdasarkan catatan kontan.co.id, Per 25 November, ADHI mengantongi kontrak baru senilai Rp 18,6 triliun. Jumlah ini setara 67,64% dari target kontrak hingga akhir tahun yang sebesar Rp 27,5 triliun.
Sumber Kontan, edit koranbumn