PT Sigma Cipta Caraka (Telkomsigma) resmi merilis platform komputasi awan Flou Cloud untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur perusahaan di era transformasi digital.
Bhimo Aryanto, CEO Telkomsigma, Flou Cloud mengatakan bahwa bila dibandingkan dengan layanan awan Telkomsigma sebelumnya, yakni CloudA platform kali ini menawarkan teknologi cloud native.
“Teknologi ini lebih relevan dengan kebutuhan perusahaan saat ini. Contohnya untuk database, Flou Cloud menawarkan tipe database modern seperti MariaDB, MySQL, dan Redis. Sementara di Compute, tersedia layanan Container Service Elastic Compute Service,” katanya melalui diskusi virtual, Rabu (2/12/2020).
Selain itu, dia menyebutkan bahwa platform tersebut juga siap diintegrasikan dengan layanan awan publik untuk mendukung strategi multi-cloud yang saat ini diadopsi banyak perusahaan.
“Flou Cloud dibekali multi cloud management platform, yang memungkinkan berbagai layanan public cloud dikelola dari satu tempat,” ujarnya.
I Wayan Sukerta, Director of Delivery and Operation Telkomsigma pun menyebutkan agar produknya diterima mereka telah menyiapkan strategi khusus yang berpusat pada keunikan, harga, dan fokus di segmen tertentu.
Dari sisi keunikan, Sukerta mengatakan bahwa Flou Cloud memiliki keunggulan di sisi jaringan cloud yang tersebar di seluruh Indonesia.
Di sisi harga, Flou Cloud akan menawarkan harga yang kompetitif, bahkan memberi keleluasaan bagi perusahaan untuk mencoba terlebih dahulu.
Sementara di sisi segmentasi, Flou Cloud akan mencoba fokus di area enterprise, UMKM, dan pemerintahan atau BUMN.
“Sejak soft launching pada 10 Juni 2020, Flou Cloud sudah mendapat kepercayaan dari 30 pelanggan dari berbagai segmen tersebut. Salah satunya adalah sebuah lembaga pendidikan tinggi yang memanfaatkan Flou Cloud untuk menyediakan layanan belajar jarak jauh,” katanya.
Sementara itu, Director of Business and Sales Telkomsigma, Tanto Suratno mengatakan bahwa pasar komputasi awan akan terus tumbuh, apalagi di era pandemi covid-19 yang masih tidak menentu dan memaksa masyarakat, pemangku kepentingan, dan pemerintah untuk bertransformasi ke ranah digital.
“Pasar awan akan terus tumbuh secara signifikan, pada 2020 ini saja pasar cloud ada di angka Rp11 triliun itu pun untuk pasar Indonesia dan CAGR [Laju Pertumbuhan Majemuk Tahunan] dari awan berada di 18 persen. Ini bukti awan menjadi ceruk bisnis yang terus membesar,” katanya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn