Pascapandemi Covid-19, sektor perbankan dinilai paling cepat mengalami perbaikan. Sebab, sektor ini sudah mengalami pemulihan dalam beberapa bulan terakhir ini.
Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, saat ini sektor perbankan masih menghadapi tantangan pertumbuhan kredit sangat drastis. Hal ini terlihat dari sisi permintaaan.
Permintaan kredit masyarakat masih lambat, masyarakat menengah atas dan bawah belum melakukan konsumsi aktif. Di sisi lain, perusahaan belum berencana menaikkan belanja modal (capital expenditure/capex).
“Likuiditas bank sejak Maret ke September tumbuh cukup kencang pernah tumbuh 12 persen, sekarang delapan persen,” ungkap Kartika, Kamis (3/12).
Kartika melanjutkan, kejelasan vaksinasi memunculkan kepercayaan diri pelaku usaha. Sehingga mereka menjalankan perencanaan pembelian dan belanja modal.
Kartika menyebut pascapandemi Covid-19, perbankan akan cepat pulih karena likuiditasnya membaik, daya beli masyarakat meningkat dan kas perusahaan cukup besar.
“Karena confidence terhadap kesehatan, masyarakat spending terutama untuk barang-barang besar seperti rumah dan mobil. Kas korporasi besar posisi pun meningkat sehingga mereka ada kemampuan ekspansi baik kapasitas dan capex untuk tambah fasilitas baru,” kata Kartika menjelaskan.
Ke depan, Kartika memperkirakan pasar modal dalam tiga bulan terakhir potensi aliran modal masuk perbankan memang tinggi sekali. Kartika menyebut, investor pasar modal sangat yakin dengan pemulihan sektor perbankan Indonesia.
“Memang menarik investor pasar modal ini. Rebound perbankan yang sangat tinggi ini men-drive kapitalisasi pasar perbankan Indonesia, jadi Himbara berperan besar terhadap kenaikan kapitalisasi pasar,” ucapnya.
Kartika mencontohkan harga saham BRI di level 4.200 dan pernah menyentuh 4.670 pada puncaknya. Pemulihan harga saham BRI sudah hampir mendekati harga tertinggi BRI.
Kemudian harga saham BTN selama enam bulan terakhir naik lebih dari 100 persen. Karena dianggap restrukturisasinya hampir selesai dan terjadi pemulihan cepat saat Covid-19.
Demikian pula Bank Mandiri yang masih melakukan restrukturisasi tapi harga sahamnya sudah cepat pulih. Harga saham Bank Mandiri sudah di level 6.600 dari sebelumnya 7.000.
Sumber Republika, edit koranbumn