Bisnis wealth management PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) masih terus mengalami pertumbuhan. Per Oktober 2020, dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) bank ini mencapai Rp 43 triliun atau tumbuh 11% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/YoY).
BTN akan terus berupaya mendorong bisnis wealth management untuk memupuk pendapatan berbasis biaya dan komisi atau fee based income (FBI). Hingga akhir tahun, perseroan menargetkan dana kelolaan Rp 45,5 triliun.
“Strategi kami saat ini adalah fokus pada program untuk menarik customer baru melalui nasabah eksisting bank BTN yaitu program member get member dan penetrasi meningkatkan aliansi rekanan mitra bank BTN untuk menjadi nasabah prioritas,” kata Jasmin, Direktur Distribution and Retail Funding BTN
Jasmin bilang, dana kelolaan tersebut mayoritas ditopang oleh nasabah yang masih melakukan penempatan pada produk banking seperti deposito dan pembelian SBN pada pasar perdana dan sekunder untuk pembelian produk non banking.
Sementara dana kelolaan produk bancassurance perseroan mengalami penurunan di tengah kondisi pandemi. Ini lantaran bank membutuhkan pendekatan secara langsung kepada nasabah.
Penurunan dari bisnis bancassurance ini membuat FBI BTN secara keseluruhan dari bisnis wealth management mengalami penurunan. Hanya saja, Jasmin tidak menyebut detail penurunannya.
BTN menyakini bahwa bisnis wealth management ke depan akan terus tumbuh. Ini sejalan dengan pergerakan positif pasar saham paka kemenangan Joe Bidden dalam Pemilu di Amerika Serikat (AS), neraca perdagangan Indonesia berjalan surplus dan menguatnya nilai tukar rupiah. Pergerakan pasar saham ini akan mendorong dana kelolaan produk wealth management berbasis saham.
Sumber Kontan, edit koranbumn