Wacana Indonesia Financial Group (IFG) menjadi pemain besar pada industri asuransi jiwa dan kesehatan di Indonesia mulai memperlihatkan sinyal yang kuat. Hal ini semakin terlihat ketika pemerintah bersama jajaran Komisi VI DPR RI telah menyetujui Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 22 triliun kepada IFG untuk mendirikan perusahaan asuransi baru bernama IFG Life.
Direktur Bisnis IFG, Pantro Silitonga mengatakan pendirian IFG Life merupakan bagian dari peta jalan atau roadmap IFG demi memiliki bisnis di sektor asuransi jiwa, kesehatan dan pengelolaan dana pensiun. Dengan menjadi anggota baru dalam holding BUMN sektor asuransi dan pembiayaan, ujar Pantro menambahkan, manajemen IFG optimistis IFG Life akan menjadi perusahaan asuransi yang besar dan kuat.
“Kami juga optimistis IFG Life dapat diterima masyarakat sebagai perusahaan asuransi baru dengan produk-produk yang aman, menguntungkan, dengan pelayanan yang berkualitas. Kami menargetkan IFG Life dapat beroperasi mulai Januari 2021,” ujar Pantro dalam keterangan tertulisnya.
Pantro menjelaskan, dalam rangka mewujudkan perusahaan asuransi yang kuat, profitabel dan berkelanjutan, pihaknya mengaku akan menerapkan sejumlah standardisasi pada saat menjalankan bisnis IFG Life. Selain menyiapkan produk-produk asuransi yang mampu menjawab kebutuhan pasar, Patro bilang, pengelolaan bisnis IFG Life juga akan berorientasi pada penerbitan produk-produk dengan janji manfaat yang realistis namun berkelanjutan.
“Pararel Kami juga akan menerapkan standardisasi yang aman pada sistem pengelolaan investasi perusahaan, pemanfaatan teknologi informasi termutakhir, hingga menerapkan prinsip GCG pada saat menjalankan roda bisnis perusahaan. Dengan begitu Kami yakin IFG Life akan menjadi pemain baru dengan potensi bisnis yang besar dan sustainable,” tutur Pantro.
Seperti yang diketahui, pada Senin (30/12) kemarin Pemerintah bersama Komisi VI DPR RI telah menyetujui rencana Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 22 triliun ke IFG untuk mendirikan IFG. Tak hanya itu, jajaran IFG juga telah menyiapkan dana senilai Rp 4,7 triliun yang berasal dari setoran dividen anggota holding BUMN asuransi dan pembiayaan sehingga total dana yang disiapkan untuk IFG Life mencapai Rp 26,7 triliun.
Sejatinya, dana tersebut akan digunakan IFG untuk mendirikan dan mengelola IFG Life sehingga mampu menjadi perusahaan asuransi jiwa dan kesehatan tersebesar di Indonesia.
Hal ini dimungkinkan lantaran IFG Life memiliki target pasar yang luas, berasal dari ekosistem BUMN dan masyarakat umum. Di samping IFG Life juga akan melanjutkan pengelolaan polis-polis Jiwasraya yang telah direstrukturisasi sebelumnya. Di mana pelaksanaan Program Restrukturisasi polis Jiwasraya akan mulai disosialisasikan pada Desember 2020 ini.
“IFG Life juga akan membidik ceruk pasar asuransi Indonesia yang potensinya masih sangat besar. Bahkan tidak menutup kemungkinan IFG Life akan bermain di pasar Asean beberapa waktu mendatang,” terang Pantro.
Dengan hadirnya IFG Life, itu artinya saat ini terdapat 10 perusahaan yang berada di dalam naungan IFG. Adapun perusahaan-perusahaan yang menjadi anggota holding BUMN asuransi dan pembiayaan, meliputi PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Jasa Raharja, PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Bahana Sekuritas, PT Bahana TCW Investment Management, hingga PT Bahana Artha Ventura, PT Grahaniaga Tata Utama, serta PT Bahana Kapital Investa.
Sumber Kontan, edit koranbumn