Sebanyak 75 kantor cabang PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tengah disiapkan untuk memberikan layanan gadai, dan pembiayaan Mekaar. Ini jadi salah satu persiapan integrasi pembentukan holding ultra mikro antara BRI dan PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
“75 Cabang BRI akan kita co branding, jadi nanti akan ada AO (account officer) Mekaar, dan juga ada layanan gadai. Sementara Pegadaian dan PNM bisa nempel di eksisting cabang BRI,“ kata Wakil Menteri BUMN Kartiko Wirjoatmodjo.
Tiko melanjutkan integrasi ini bakal menciptakan efisiensi bisnis sekaligus integrasi yang sangat baik antar perusahaan pelat merah ini. Terutama buat mendukung pembiayaan mikro yang selama ini masih belum terjangkau secara formal.
“Total ada sekitar 65-70 juta pelaku usaha ultra mikro, dan baru ada 20-25 juta yang dijangkau keuangan formal. Untuk menjangkau sisanya ini tentu dibutuhkan jaringan yang luas dan sampai ke pelosok. BRI sudah punya ini, termasuk 450.000 agen BRILink, sementara Pegadaian dan PNM yang punya usaha ultra mikro akan sulit memiliki jangkauan tersebut,” paparnya.
Selain soal integrasi bisnis, holding disebut Tiko juga bakal dapat mengurangi biaya dana alias cost of fund (CoF) terutama dari Pegadaian maupun PNM. Pendanaan dua perusahaan tersebut sebelumnya mengandalkan penerbitan surat utang dengan kupon di kisaran 7-10%.
“Sementara di BRI ada dana melimpah, dan CoF BRI pun masih sangat rendah di kisaran 3%. Sehingga jika terjadi sinergi CoF Pegadaian dan PNM akan menurun drastis, manfaatnya bunga yang dikenakan kepada nasabah pun dapat diturunkan,” sambungnya.
Sumber Kontan, edit koranbumn