Tiga Direksi Angkasa Pura Airports melakukan kunjungan ke proyek pembangunan Bandara Dhoho Kediri pada Kamis 10 Desember 2020. Kunjungan ini menunjukkan komitmen dan dukungan Angkasa Pura Airports sebagai mitra operator Bandara Dhoho Kediri yang pembangunannya ditargetkan dapat selesai pada Desember 2021. Adapun tiga Direksi Angkasa Pura Airports tersebut yaitu Direktur Utama Faik Fahmi, Direktur Teknik Lukman F. Laisa, Direktur Pengembangan Usaha Dendi T. Danianto.
“Kami sengaja berkunjung dan melihat secara langsung pembangunan proyek pembangunan Bandara Dhoho Kediri sebagai bentuk dukungan Angkasa Pura Airports sebagai mitra operator Bandara Dhoho. Angkasa Pura Airports mendukung pembangunan Bandara Dhoho sebagai bagian dari multi-airport system di wilayah Jawa Timur untuk melayani pertumbuhan lalu lintas penumpang. Bandara Dhoho juga dapat dikembangkan menjadi pusat kargo udara di wilayah Jawa Timur,” ujar Direktur Utama Angkasa Pura Airports Faik Fahmi.
Sebagai informasi, Bandara Kediri direncanakan menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dan menjadi gerbang alternatif menuju Jawa Timur selain Bandara Juanda Surabaya. Di tahun 2019 yang lalu, tercatat Bandara Juanda telah melayani lebih dari 16,6 juta penumpang dengan trafik pesawat mencapai 129 ribu pergerakan pesawat dan kargo mencapai 88,4 juta kilogram.
Pada tahap awal, Bandara Dhoho Kediri direncanakan akan dibangun seluas 13.558 meter persegi dari luas total lahan bandara 321 hektar yang dapat memiliki kapasitas 1,5 juta – 2,5 juta penumpang per tahun. Dengan dimensi runway 3.300 meter x 45 meter, Bandara Dhoho dapat menampung 8 pergerakan pesawat pada pada jam sibuk dan dapat menjadi alternatif ketika terdapat obstacles di bandara-bandara di Jawa Timur.
Pembangunan Bandara di Kediri ini sangat potensial karena dapat menjadi alternatif penerbangan setelah Bandara Juanda di Jawa Timur. Maka seiring dengan perkembangan dan potensi tersebut, bandara di Kediri ini dapat menjadi alternatif bandara yang akan dapat menjadi gerbang kedua di wilayah Jawa Timur, terutama dapat membuka area ke wilayah Tulung Agung, Blitar, Ponorogo, Trenggalek, Madiun, Magetan dan lain lain.
Sumber AP1, edit koranbumn