Percepatan pengembangan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang bakal memberikan dampak positif bagi investasi. Selain itu juga penyediaan lapangan kerja baru dalam upaya mendukung perbaikan ekonomi regional maupun nasional.
Hal ini ditegaskan oleh Direktur Utama PT KITB, Galih Saksono pada pembukaan RUPS Perdana PT KITB, yang dilaksanakan di Kampoeng Kopi Banaran, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Selasa (22/12).
Hingga saat ini, kata Galih, percepatan pengembangan KIT Batang sudah sesuai dengan rencana. Oleh karena itu, ia optimistis pekerjaan di lapangan maupun administrasi yang dilakukan dapat segera mengakomodasi kebutuhan para investor.
Harapannya semua bisa berjalan sesuai target yang telah ditentukan oleh pemerintah. “Sehingga secepatnya bisa menyerap tenaga kerja dan optinal dalam meningkatkan perekonomian di Indonesia,” kata Galih.
Ia juga menambahkan, pembangunan KIT Batang mengusung konsep Smart dan Sustainable Industrial Estate untuk merespon revolusi industry 4.0 di Indonesia maupun global dengan tagline “Beyond Industrial Estate”.
KIT Batang memposisikan diri sebagai kawasan industri yang representatif dan prospektif serta berkelanjutan, sejalan dengan dukungan infrastruktur dan utilitas yang terus berkembang dan semakin memadai. Seperti air baku dan air bersih, jaringan listrik, jalur sistem telekomunikasi, jaringan gas dan sebagainya.
Pemerintah menargetkan pembangunan infrastruktur KIT Batang, Jawa Tengah pada akhir tahun dan siap untuk dibangun dan dikembangkan pada awal 2021.
Pada tahap pertama, pemerintah akan mempersiapkan infrastruktur utama dan pendukung untuk area seluas 450 hektare dari total 4.300 hektare lewat kerja sama pemanfaatan lahan jangka panjang melalui joint venture dengan PTPN IX.
KIT Batang Tahap 1 nantinya dilengkapi beberapa fasilitas pendukung dan konektivitas kawasan, antara lain akses sementara kawasan, simpang susun Tol KM 371+800, jalan utama sepanjang 5,2 kilometer.
“Termasuk marketing gallery, perluasan stasiun dan dryport, jaringan listrik, jaribgan gas, suplai air baku, rumah susun sederhana sewa, dan IPAL sampah,” kata Galih.
Sumber Republika, edit koranbumn