PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mendukung ketahanan pangan nasional, yang menjadi salah satu fokus utama pemerintah, melalui program BNI Smartfarming.
Melalui program tersebut, BNI terus bekerja sama dengan berbagai pihak terkait seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
BNI juga melibatkan startup agri teknologi salah satunyq PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa dalam menginisiasi program Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0 sebagai program kegiatan untuk membantu petani meningkatkan hasil budidayanya.
Direktur Bisnis UMKM BNI Muhammad Iqbal mengatakan program BNI Smartfarming lebih menekankan nilai tambah pada peranan BNI dalam memastikan agar para petani mendapatkan akses pembiayaan yang murah dan mudah, disertai pendampingan yang memanfaatkan teknologi pertanian digital selama proses budidaya.
Program BNI Smartfarming yang dihadirkan telah dipersiapkan agar sejak awal modal kerja pertanian diterima akan mendapat rekomendasi pertanian yang tepat, sistem pemupukan yang presisi, hingga penanganan hama dan pemanenan.
Di sisi lain, perbankan juga memanfaatkan smartfarming melalui dashboard dari aplikasi bertani untuk monitoring onfarm, pendampingan pertanian, yang muaranya untuk dapat memastikan kualitas kredit bank yang lebih baik dan inklusi keuangan di sektor pertanian.
“Memasuki musim panen, telah disiapkan fitur di dalam aplikasi agar mengakomodir hasil produksi petani diserap oleh offtaker mitra BNI. Dengan menempatkan alat sensor di lahan, maka kondisi tanaman sejak sebelum, saat tanam, pemeliharaan, hingga pemanenan dapat terpantau secara real time,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (4/1/2020).
Rekomendasi diperoleh dari alat sensor yang dapat menjangkau area hingga seluas 100 Ha akan terkoneksi dengan aplikasi yang disematkan ke dalam gadget berbasis android milik petani, sehingga kondisi lahan khususnya yang berkaitan dengan curah hujan, suhu, kondisi tanah (Ph), hingga kebutuhan pupuk dapat terdeteksi dengan mudah.
Dari sisi cost efficiency, rekomendasi dari sensor yang disematkan ke dalam aplikasi di genggaman petani tidak hanya akan memudahkan petani, tetapi juga memberikan pola pertanian yang paling baik termasuk intensitas penggunaan pupuk.
Dengan demikian, petani akan menjadi lebih produktif, lebih efisien dan efektif, hasil lahan/ladangnya mudah dijangkau pasar, serta akhirnya menjadi petani yang profesional dan berkualitas.
Dengan volume hasil panen yang meningkat dan kualitas hasil yang lebih baik maka kesejahteraan petani akan semakin terjamin.
Selama 2020, beberapa kegiatan program Smartfarming ini diimplementasikan di 6 titik di 5 provinsi di Indonesia dan manfaatnya telah dirasakan oleh para petani.
BNI smartfarming mensinergikan berbagai macam program dan produk seperti agen lakupandai (Agen46), penyaluran KUR Tani digital dengan BNI Move Agriculture, penyediaan kartu tani BNI untuk mendorong cashless transaction, dan digitalisasi budidaya pertanian presisi dan menghubungkan petani dengan offtaker.
Komitmen BNI dalam mengembangkan Smartfarming akan terus dioptimalkan pada 2021, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani penerima KUR di sektor pertanian.
Langkah itu juga diharapkan akan menambah portofolio penyaluran KUR oleh BNI. Hingga saat ini, BNI telah menyalurkan KUR pada sektor pertanian sebanyak Rp.7,21 triliun serta menyentuh lebih dari 285 ribu petani di seluruh Indonesia.
Salah satu petani dari Situbondo Fero Kamahendra menceritakan bahwa di daerahnya petani telah merasakan manfaat yang positif dari kehadiran program Smartfarming ini, di mana selain mendapat dukungan permodalan untuk bertani, petani di daerahnya telah didukung dengan alat sensor.
Sumber Bisnis, edit koranbumn