Tahun 2020 merupakan periode penuh tantangan bagi industri penerbangan global akibat pandemi COVID-19.
Di dalam menghadapi tantangan itu PT Angkasa Pura II (Persero) menjalankan strategi Business Survival dengan tiga program utama: penghematan biaya (cost leadership), penyesuaian terhadap belanja modal (capex disbursement), dan memperketat manajeman arus kas (cash flow management).
AP II juga memiliki program terkait aspek pemastian protokol kesehatan yakni Biosecurity dan Biosafety Management guna mewujudkan penerbangan sehat.
Melalui berbagai program tersebut, AP II sukses menjalani 2020 dengan tetap menjaga operasional 19 bandara sehingga menjamin konektivitas udara di Indonesia untuk mengakomodir berbagai penerbangan termasuk repatriasi bagi kepulangan WNI.
President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan sepanjang 2020 di tengah pandemi COVID-19, seluruh bandara perseroan melayani 412.186 pergerakan pesawat (take off dan landing) dengan jumlah pergerakan penumpang mencapai 35,54 juta orang.
“Pada awal tahun ketika terjadi pandemi COVID-19, kami menetapkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan [RKAP] yang baru dengan target jumlah penumpang 34,6 juta orang pada 2020. Dan, berkat berbagai upaya serta kerja keras seluruh karyawan, target tersebut terlampaui di mana pergerakan penumpang mencapai 35,54 juta orang.”
“Tantangan cukup berat dan berdampak ke pasar penerbangan nasional apalagi internasional. Namun, kami bersyukur bahwa di tengah tantangan ini seluruh bandara AP II dapat tetap optimal menjaga konektivitas udara Indonesia serta mendukung aktivitas masyarakat. Tidak lupa, seluruh bandara juga menerapkan protokol kesehatan guna mencegah COVID-19 dan menambah keyakinan terhadap transportasi udara,” ujar Muhammad Awaluddin.
Sepanjang 2020, bandara AP II yang paling sibuk adalah Bandara Soekarno-Hatta dengan jumlah pergerakan pesawat 212.755 penerbangan dan jumlah pergerakan penumpang mencapai 20,54 juta penumpang.
Perjalanan di Masa Pandemi Tahun 2020
Muhammad Awaluddin mengatakan pada Januari – Februari 2020 jumlah penumpang di 19 bandara peseroan masih tergolong tinggi yakni sekitar 7 – 8 juta orang per bulan.
Memasuki Maret di mana COVID-19 sudah dinyatakan pandemi, jumlah penumpang tercatat sekitar 5 juta orang.
Pada April jumlah penumpang sekitar 800.000 orang, kemudian Mei sekitar 118.000 orang.
Lalu lintas penerbangan mulai rebound pada Juni dengan jumlah penumpang sekitar 600.000 orang, kemudian berlanjut ke Juli sekitar 1,58 juta orang, lalu Agustus sekitar 2,15 juta orang dan September sekitar 1,83 juta orang.
Pada Oktober jumlah penumpang kembali meningkat menjadi sekitar 2,18 juta orang, lalu November sekitar 2,91 juta orang dan Desember sekitar 3,45 juta orang.
Angkutan Kargo
Khusus untuk kargo, sepanjang tahun lalu mampu membukukan volume hingga 693,61 juta kilogram.
Muhammad Awaluddin mengatakan bisnis angkutan kargo relatif stabil jika dibandingkan dengan pasar angkutan penumpang pesawat.
Business Recovery 2021
Pada 2021 perseroan menargetkan jumlah pergerakan pesawat di 19 bandara meningkat tumbuh hingga 32% menjadi sekitar 543.000 penerbangan dibandingkan dengan 2020 dan pergerakan penumpang naik 27% menjadi 45 juta orang.
Sebagai upaya mencapai target ini, perseroan mencanangkan strategi Business Recovery 2021 guna mempercepat pemulihan bisnis menuju kondisi sebelum pandemi.
Muhammad Awaluddin menuturkan ditetapkanya strategi Business Recovery ini dengan melihat perkembangan terkini di mana vaksin sudah tersedia.
“Di dalam strategi Business Recovery ini terdapat sejumlah program salah satunya adalah Corporate Renewal Program agar supaya PT Angkasa Pura II dapat selalu beradaptasi untuk mengikuti momentum pemulihan ekonomi.”
Lebih lanjut, Muhammad Awaluddin menjelaskan di dalam Corporate Renewal Program terdapat 3 fokus utama, yaitu Lean Operation guna memastikan operasional tetap ramping agar dapat menyesuaikan dengan segala kondisi (operational excellence), lalu Leading Digital agar aspek kepemimpinan teknologi tetap dominan dalam mendukung operasional serta layanan (digital experience), dan Leapfrogging the Corporation agar perusahaan dapat melakukan berbagai terobosan dengan selalu mencari berbagai peluang bisnis (business exploration).
Melalui strategi Business Recovery, bandara-bandara PT Angkasa Pura II dapat membuka kembali rute-rute yang sempat ditutup pada 2020, meningkatkan frekwensi penerbangan di dalam satu rute, serta mengoptimalkan slot time penerbangan.
Sumber AP2, edit koranbumn