PT PP Presisi Tbk. (PPRE) membukukan nilai kontrak baru senilai Rp2,8 triliun di sepanjang masa pandemi 2020.
Sekretaris Perusahaan PP Presisi Adelia Auliyanti mengatakan nilai kontrak baru yang didapatkan perseroan pada tahun lalu terdiri dari proyek eksternal sebesar 33,7 persen dan proyek internal sebesar 66,3 persen.
“Kontrak baru 2020 Rp2,8 triliun, pencapaian 127,3 persen dari target Rp2,2 triliun,” kata Adelia
Untuk tahun ini, emiten dengan kode saham PPRE itu membidik nilai kontrak baru senilai Rp3,2 triliun – Rp3,6 triliun atau naik lebih dari 50 persen dibandingkan dengan target 2020.
Optimisme pemasangan target pada 2021 yang lebih tinggi itu pun menyusul ketercapaian target pada 2020.
Adelia menjelaskan strategi perseroan untuk mencapai target tersebut antara lain memperluas porsi pasar eksternal dari pemerintah maupun swasta, meningkatkan sinergi dan kolaborasi dengan induk yaitu PT PP (Persero) Tbk., dan pengembangan sektor jasa pertambangan dari Grup PTPP.
Sebelumnya, Direktur Peralatan & SCM Wira Zukhrial mengungkapkan beberapa kontrak proyek yang sedang dibidik perseroan tahun ini antara lain tkawasan industri di Kalimantan TImur, fly over Kopo di Bandung, dan akses Kertajati.
Seiring dengan kenaikan target kontrak baru, PPRE juga menetapkan target pendapatan pada kisaran Rp2,9 triliun – Rp3 triliun pada 2021. Perseroan berharap lini bisnis jasa pertambangan bakal memberikan kontribusi lebih terhadap pos pendapatan berulang atau recurring income.
“Lini bisnis jasa pertambangan yang sudah kami mulai dari 2019 dan 2020 harapannya pada 2021 nanti bisa memberikan sumbangan ke kinerja perseroan sebesar 10 persen – 15 persen,” kata Direktur Keuangan PP Presisi Benny Pidakso.
Optimisme pemasangan target pada 2021 yang lebih tinggi itu pun menyusul ketercapaian target pada 2020.
Adelia menjelaskan strategi perseroan untuk mencapai target tersebut antara lain memperluas porsi pasar eksternal dari pemerintah maupun swasta, meningkatkan sinergi dan kolaborasi dengan induk yaitu PT PP (Persero) Tbk., dan pengembangan sektor jasa pertambangan dari Grup PTPP.
Sebelumnya, Direktur Peralatan & SCM Wira Zukhrial mengungkapkan beberapa kontrak proyek yang sedang dibidik perseroan tahun ini antara lain tkawasan industri di Kalimantan TImur, fly over Kopo di Bandung, dan akses Kertajati.
Seiring dengan kenaikan target kontrak baru, PPRE juga menetapkan target pendapatan pada kisaran Rp2,9 triliun – Rp3 triliun pada 2021. Perseroan berharap lini bisnis jasa pertambangan bakal memberikan kontribusi lebih terhadap pos pendapatan berulang atau recurring income.
“Lini bisnis jasa pertambangan yang sudah kami mulai dari 2019 dan 2020 harapannya pada 2021 nanti bisa memberikan sumbangan ke kinerja perseroan sebesar 10 persen – 15 persen,” kata Direktur Keuangan PP Presisi Benny Pidakso.
Sumber BIsnis, edit koranbumn