Menteri BUMN Erick Thohir, mengunjungi Bio Farma, untuk memastikan, bahwa Bio Farma sudah menjalankan tugas dari pemerintah sebagai penyedia vaksin Covid-19. Kunjungan yang dilaksanakan pada tanggal 7 Januari 2021 ini, dimulai dengan pemeriksaan kesiapan fasilitas Command Center, sebagai bagian dari Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV) dari mulai Gudang Bio Farma, sampai titik pengantaran vaksin yang saat ini sampai tingkat provinsi.
“Adanya command center ini, membuktikan bahwa Bio Farma, Kementerian BUMN serius untuk menjalankan tugasnya, dalam hal mengirimkan vaksin Covid-19 ke 34 provinsi (untuk nakes) dan terkirim dengan baik. Saya memohon dengan hormat kepada para pimpinan daerah, untuk menjaga suhu agar terjaga diantara suhu 2 – 8 derajat celcius, jangan sampai ada kegagalan dalam penyimpanan, karena kalau di luar suhu tersebut, kualitasnya akan terganggu”, ujar Erick, disela – sela wawancara bersama media.
Erick Thohir juga menegaskan bahwa vaksin-vaksin COVID-19 yang akan digunakan oleh pemerintah Indonesia telah terdaftar dalam list Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan tengah melalui uji klinis.
“Sejak awal saya mengemukakan vaksin-vaksin (COVID-19) yang digunakan oleh pemerintah adalah vaksin yang sudah tercantum di daftar WHO dan telah (atau “tengah) melalui uji klinis,” ujar Erick
Dalam kunjungan ini, Erick Thohir sempat mengunjungi gedung 43 Bio Farma, sebagai tempat penyimpanan vaksin Covid-19 (cold storage) yang baru saja tiba dari Sinovac pada 31 Desember 2020 yang lalu. Selain mengunjungi tempat penyimpanan vaksin, Erick Thohir juga memastikan kesiapan fasilitas produksi downstream di Bio Farma untuk vaksin Covid-19, dimana Bio Farma sudah mempersiapkan kapasitas sebesar 250 juta dosis, dimana fasilitas produksi 100 juta diantaranya sudah mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Badan POM.
“Alhamdulillah Bio Farma sudah memastikan fasilitas produksinya dengan baik, dan memastikan infrastruktur vaksin baik untuk distribusi, produksi sudah sesuai dengan standar yang berlaku, mudah-mudahan vaksinasi ini bisa berjalan dengan baik, dan kami dari Kementerian BUMN dan Bio Farma, mencoba menjalankan tugas kita sebaik – baiknya agar rakyat bisa divaksinasi dengan baik”, ujar Erick.
Holding BUMN Farmasi PT Bio Farma (Bio Farma), terus berupaya mengamankan lebih banyak dan ragam pasokan vaksin COVID-19 dengan menandatangani pembelian awal dengan pengembang asal Amerika dan Kanada, Novavax, dan pengembang vaksin dari Inggris dan Jerman, AstraZeneca, wujud komitmen dan kerja nyata untuk melindungi masyarakat dari risiko dan keluar dari pandemi COVID-19.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menjelaskan kepada Erick Thohir bahwa Bio Farma sudah memastikan penyediaan vaksin sebanyak 225,5 juta dosis dan tambahan 104 juta dosis yang masih berproses dengan penyedianya, sehingga jumlah yang ada saat ini, akan inline dengan arah Presiden RI Joko Widodo.
“Sampai dengan saat ini, setidaknya Indonesia sudah mengamankan sebanyak 225,5 juta dosis, dan 104 juta dosis masih berproses. Sehingga total yang sudah diamankan oleh Indonesia sebanyak 329,5 juta dosis dari total kebutuhan 426 juta dosis, untuk masyarakat Indonesia, yang kita dapat dari berbagai sumber”, ujar Honesti.
Dalam kesempatan ini juga Honesti menjelaskan bahwa untuk sistem distribusi vaksin, Bio Farma sudah memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT), dimana dalam proses pengantaran vaksin akan terpantau secara real time, sehingga Bio Farma bisa mengambil tindakan tertentu apabila terjadi kejadian yang tidak biasa pada vaksin.
Sumber Bumn.go.id edit koranbumn