PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) akan dihadapkan pada tiga surat utang yang jatuh tempo bersamaan pada Februari 2021.
Di antaranya, medium term notes (MTN) VIII Tahun 2019 sebesar Rp500 miliar beserta bunganya yang jatuh tempo pada tanggal 12 Februari 2021.
Serta dua obligasi, yakni Obligasi IV Tahap III Tahun 2018 Seri B sebesar Rp800 miliar pada tanggal 20 Februari 2021 dan Obligasi V Tahap III Seri A sebesar Rp1,46 triliun pada 28 Februari 2021.
“SMF saat ini telah menyiapkan dana internal untuk melunasi Surat utang jatuh tempo tersebut,” ungkap Direktur Sekuritisasi dan Pembiayaan SMF Heliantopo ketika dikonfirmasi Bisnis, Senin (11/1/2021).
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idAAA menilik SMF telah mempersiapkan kas dan setara kas mencapai Rp 4,4 triliun per September 2020.
Direktur SMF Trisnadi Yulrisman sebelumnya mengungkap bahwa target SMF pada 2021 di pasar modal terkait kegiatan penerbitan surat utang bakal mencapai Rp9,35 triliun.
“Berdasarkan rencana, penerbitan kita sebesar Rp9,35 triliun di 2021. Tercatat naik daripada 2020, Rp7,3 triliun. Melihat bertambahnya kegiatan bisnis SMF di 2021, ada potensi penerbitan lebih besar untuk penyaluran nantinya,” ujarnya.
Sekadar informasi, sejak 2009 hingga 2020, SMF tercatat telah menerbitkan surat utang hingga Rp41,32 triliun. Penerbitan terakhir SMF merupakan Medium Term Notes (MTN) Syariah Mudharabah X sebesar Rp110 miliar pada November 2020.
Adapun terkait kegiatan di pasar modal lewat sekuritisasi, SMF telah menyambut 2021 lewat penerbitan Efek Beragun Aset berbentuk surat partisipasi (EBA-SP) seri EBA-SP SMF-BTN06 senilai Rp631 miliar bersama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Penerbitan efek sekuritisasi kumpulan kredit kepemilikan rumah (KPR) ini merupakan penerbitan ke-14 setelah penerbitan terakhir, yakni EBA- SP SMF-BTN05 pada Desember 2019.
Total penerbitan sekuritisasi KPR antara SMF bersama mitra perbankan sejak 2009 pun kini mencapai Rp12,78 triliun. Sebanyak 13 transaksi bersama BTN dan 1 transaksi bersama PT bank Mandiri (Persero) Tbk
Sementara untuk posisi keuangan per November 2020, SMF masih mampu membukukan laba sebelum pajak Rp541 miliar, naik dari posisi November 2019 di Rp486 miliar.
Ini ditopang oleh kenaikan pendapatan dari Rp1,68 triliun pada 2019 ke Rp2,15 triliun pada 2020, sementara beban hanya naik dari Rp1,2 triliun ke Rp1,61 triliun.
Berdasarkan data Otoritas jasa Keuangan (OJK) total aset perusahaan pelat merah pembiayaan sekunder perumahan ini telah mencapai Rp31,97 triliun, naik dari capaian November 2019 di angka Rp25,77 triliun.
Adapun, akumulasi pinjaman SMF yang tersalurkan lewat mitra penyalur KPR seperti bank, multifinance, dan BPD telah mencapai Rp24,94 triliun per November 2020 kepada 833.144 pihak.
Sumber Bisnis, edit koranbumn