Rencana investasi pabrik baterai kendaraan listrik di Batang diseriusi. Pembangunan pabrik diharapkan bisa dilakukan pada semester I 2021.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan tahap awal pembangunan proyek ini akan mulai pada Semester I-2021.
“Kemungkinan besar akan dilakukan ground breaking [peletakan batu pertama] pada semester I 2021. Jadi, 2021 semester I, insya Allah tahap I akan mulai dilakukan pembangunan pabrik,” ujar Bahlil dalam konferensi pers virtual, beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan pembangunan pabrik baterai listrik akan terintegrasi dari hulu hingga hilir. Pembangunan pabrik baterai akan dilakukan di dua kawasan yang berbeda, yakni Maluku Utara untuk sektor hulu dan sektor hilir akan dibangun di Batang, Jawa Tengah.
“Lokasi pabrik tersebut dibagi jadi dua, untuk hulu membangun smelter dan tambang di Maluku Utara. Kemudian katoda, prekursor, dan sebagian baterai cell berdasarkan hasil survei, itu akan dilakukan di Batang (Jawa Tengah),” jelasnya.
Lantas berapa tenaga kerja yang terserap? Pemerintah memastikan proyek investasi raksasa ini akan menyerap sebesar-besarnya tenaga kerja Indonesia.
Rencananya Konsorsium MIND ID yang terdiri atas PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Pertamina (Persero) berkolaborasi dengan LG untuk mendirikan pabrik baterai di Batang, Jawa Tengah.
Sebagian baterai yang dihasilkan di sana akan dipasok ke pabrik mobil listrik pertama di Indonesia yang sudah lebih dahulu ada dan dalam waktu dekat akan memulai tahap produksi.
Investasi raksasa LG Consortium ini akan menjadi investasi terbesar sejak dua dekade terakhir. Jumlahnya tidak tanggung-tanggung, yakni U$9,8 miliar, atau sekitar Rp142 triliun. “Investasi LG ini terbesar setelah era reformasi,” kata Bahlil dikutip dari indonesia.go.id, Jumat (15/1/2021).
Realisasi pabrik itu akan membuat Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang punya industri baterai kendaraan listrik dari hulu (pertambangan) hingga hilir (baterai lithium dan mobil listrik).
Indonesia juga segera memiliki pusat industri sel baterai kendaraan listrik terintegrasi pertama di dunia.
Sumber Bisnis, edit koranbumn