Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) mendorong semua pihak, terutama kalangan pengusaha, untuk terus optimistis dalam melihat perkembangan ekonomi nasional yang diyakini akan pulih pada 2021. Corporate Secretary LPEI Agus Windiarto mengatakan, selama 2020 beberapa komoditas menunjukkan pemulihan lebih cepat sehingga memiliki kinerja ekspor yang baik.
Sejumlah komoditas yang ekspornya pulih lebih cepat antara lain minyak kelapa sawit, furnitur, nikel, besi, baja, emas, dan sektor perikanan. Ia menyampaikan, pada tahun ini, beberapa komoditas juga diyakini akan pulih, antara lain produk-produk manufaktur seperti produk tekstil, karet dan turunannya, kertas, dan kendaraan atau otomotif.
“LPEI di tahun ini akan fokus penyaluran pembiayaan dan dukungan terhadap sektor-sektor yang akan mengalami perbaikan serta memiliki dampak dalam pemulihan ekonomi nasional,” ujar Agus dalam keterangan di Jakarta, Selasa (19/1).
Temuan LPEI juga sejalan dengan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru, dimana hingga akhir November atau di kuartal III 2020, meski masih kontraksi, namun ekonomi Indonesia mengalami pemulihan yang terlihat ada perbaikan pada berbagai indikator. Di antaranya, sebagian besar lapangan usaha yang mulai menunjukkan pertumbuhan.
Salah satu lapangan usaha yang menunjukkan perbaikan adalah sektor industri. Beberapa sektor lain bahkan masih mencatatkan pertumbuhan positif.
Misalnya saja pertanian dan informasi dan komunikasi yang masing-masing tumbuh 2,15 persen dan 10,61 persen. Jasa kesehatan bahkan tumbuh 15,33 persen, naik signifikan dibandingkan kuartal kedua 3,71 persen.
Harga komoditas pangan di kuartal ketiga seperti minyak kelapa sawit dan kedelai mengalami peningkatan. Tren serupa terjadi pada komoditas hasil tambang di pasar internasional.
Pertumbuhan ekonomi yang membaik di kuartal ketiga, juga perbaikan harga komoditas, juga dipengaruhi berbagai peristiwa. Di antaranya, perekonomian di berbagai negara yang juga menunjukkan pemulihan dibandingkan kuartal sebelumnya.
Dengan data-data tersebut, LPEI mengajak para pengusaha untuk optimis, apalagi pemerintah sudah menyampaikan bahwa 2021 merupakan tahun pemulihan ekonomi seiring dengan dilakukannya kebijakan vaksinasi dan terus dikeluarkannya stimulus di berbagai sektor industri melalui skema Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
“Sejalan dengan indikator positif itu, LPEI akan terus memberikan pendampingan kepada pengusaha dan sektor UKM, agar semakin banyak lahir eksportir baru. Sehingga dalam jangka panjang akan turut mendorong kinerja ekonomi dalam negeri,” kata Agus.
Sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan RI dalam hal peningkatan ekspor, LPEI telah mampu melahirkan 60 eksportir baru dan 2.200 UKM binaan yang siap untuk melakukan ekspor.
Agus menyampaikan, per Desember 2020 (belum diaudit) LPEI telah menyalurkan pembiayaan ekspor senilai Rp 90,4 triliun LPEI juga telah mampu menyalurkan penjaminan senilai Rp 9,9 triliun dan asuransi senilai Rp 8,1 triliun.
Sebagai catatan, berdasarkan pengukuran development impact yang dilakukan LPEI bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor, secara agregat ekonomi atas fasilitas pembiayaan LPEI, debitur LPEI dan rantai pasoknya berkontribusi terhadap nilai ekspor barang 2020 sebesar 13,3 persen
Selain aspek finansial, LPEI juga telah mengukur dampak ekonomi dan sosial atas pembiayaan tersebut, di antaranya adalah peningkatan ProdukDomestikBruto (PDB) 2,45 kali dari pembiayaan yang diberikan serta penyerapan tenaga kerja atas aktivitas debitur LPEI termasuk rantai pasok debitur LPEI dari hulu hingga ke hilir secara total sebesar 49 orang per Rp 1 miliar.
Agus Windiarto menambahkan, LPEI juga terus melakukan peningkatan kualitas pembiayaan dan penguatan proses bisnis antara lain melalui penguatan tata kelola & manajemen risiko. “Tahun 2020 merupakan titik balik perbaikan kinerja keuangan dan diharapkan berlanjut di tahun 2021,” ujar Agus.
LPEI optimistis akan terus tumbuh secara berkelanjutan dengan prioritas pada tahun ini meliputi menjalankan mandat, perbaikan kualitas asset, pengembangan bisnis, serta penguatan proses internal.
Dengan berbagai penguatan, perbaikan, juga arah fokus bisnis yang lebih baik, diharapkan akan melanjutkan pencapaian 2020 dan menjadi tahap final dari penguatan fondasi Regain Our Footing di 2021 hingga terus tumbuh menjadi Light house export agency atau export agency dengan kinerja terbaik di ASEAN pada 2025.
Sumber Republika, edit koranbumn