PT Waskita Beton Precast Tbk (WSPP) terus gencar mengincar sejumlah proyek infrastruktur untuk menjaga kinerjanya sepanjang tahun ini.
Sekadar catatan, di tahun 2020 lalu WSBP menargetkan raihan kontrak baru sebesar Rp 5 triliun. Manajemen WSBP belum bisa buka-bukaan perihal realisasi kontrak baru hingga akhir tahun lalu, karena masih dalam tahap konsolidasi.
Kendati begitu, Sekretaris Perusahaan Waskita Beton Precast Siti Fathia Maisa Syafurah menyebut, kontrak baru WSBP di tahun lalu masih didominasi oleh kontrak eksternal sebesar 54%, sedangkan sisa 46% merupakan kontrak internal.
Dalam berita sebelumnya, WSBP mampu merealisasikan nilai kontrak baru sebanyak Rp 1,68 triliun hingga Oktober 2020. Dari capaian tersebut, 38% berasal dari kontrak internal dan 62% dari kontrak eksternal.
Manajemen WSBP pada dasarnya masih menghitung proyeksi kontrak baru di tahun 2021. Yang pasti, WSBP bakal mengincar peluang berupa proyek-proyek yang dilakukan oleh pihak swasta, BUMN, hingga anak perusahaan BUMN. Ambil contoh, proyek pembangunan jalan tol dan ibu kota negara baru.
“Partisipasi kami di proyek pemerintah juga akan meningkat khususnya untuk produk precast di proyek yang ada di Pulau Jawa dan proyek penyediaan rumah,” ungkap Fathia, Minggu (17/1) malam.
Dia menambahkan, pihak WSBP cukup optimistis terhadap prospek bisnis manufaktur beton sepanjang tahun 2021. Hal ini berkaca pada meningkatnya anggaran negara untuk sektor infrastruktur sebesar 48,8% (yoy) menjadi Rp 417,4 triliun.
Anggaran tersebut digunakan untuk meningkatkan proyek infrastruktur yang terkait konektivitas pembangunan jalan, jembatan, bandara, dan rel kereta api. Anggaran tersebut juga untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional sekaligus melanjutkan proyek-proyek prioritas yang sempat tertunda.
“Prospek ekonomi diperkirakan lebih cerah di 2021 sehingga diharapkan dapat membawa dampak yang lebih baik untuk perusahaan, khususnya dengan peningkatan agilitas dan daya saing sebagai upaya menaikkan kinerja di tengah pandemi Covid-19,” papar Fathia.
Manajamen WSBP sebenarnya masih melakukan finalisasi terhadap target-target kinerja di tahun 2021. Terlepas dari itu, ada sejumlah strategi yang sedang dan akan terus diimplementasikan oleh perusahaan tersebut.
Di antaranya adalah menggarap pasar eksternal, mengembangkan dan menjual produk baru, melakukan kolaborasi dengan pihak ketiga, serta meningkatkan agilitas dan daya saing. Asal tahu saja, hingga kuartal III-2020 lalu pendapatan usaha WSBP turun 73,95% (yoy) menjadi Rp 1,43 triliun. WSBP juga menderita rugi bersih sebanyak Rp 1,14 triliun di periode yang sama.
Sunber KOntan, edit koranbumn