Menteri Erick Tiohir menyampaikan realisasi anggaran Kementerian BUMN pada 2020 mencapai Rp260 miliar atau 97,74 persen dari seluruh alokasi anggaran sebesar Rp266 miliar.
“Kami laporkan penyerapan anggaran di Kementerian BUMN 2020 terserap 97,74 persen, kami sudah bisa laksanakan Rp260 miliar,” ujar Erick Thohir dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Rabu (20/1/2021).
Erick mengemukakan terdapat tiga kelompok realisasi berdasarkan jenis belanja, yakni belanja pegawai terserap 99,42 persen, belanja modal terserap 99,57 persen, dan belanja barang terserap sebesar 94,92 persen.
Sementara untuk tahun 2021, Erick menyatakan, Kementerian BUMN mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp244,8 miliar, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.
“Kami sudah mensinkronisasi dengan Kemenkeu bahwa untuk anggaran tahun ini memang kami diminta mengurangi dari anggaran tahun 2020, sebenarnya kami mengajukan Rp244 miliar, tapi sepertinya kisaran anggaran di Rp228 miliar. Jadi kita turun cukup banyak hampir kurang lebih Rp40 miliaran. Memang berat tapi kita mengerti kondisi keuangan negara hari ini masih dalam keadaan prihatin,” katanya.
Menteri menyatakan, terdapat empat program besar yang akan dilaksanakan Kementerian BUMN pada tahun ini, antara lain terus meningkatkan pembinaan dan pengawasan BUMN.
“Salah satu yang saya garisbawahi adalah peningkatan akuntabilitas kinerja organisasi, kita tahu bahwa Covid-19 ini banyak sekali percepatan perubahan, tidak hanya di digital tapi juga market, market berubah total. Karena itu bagaimana kita tingkatkan akuntabilitas kinerja organisasi kami, itu menjadi sangat penting,” katanya.
Kemudian, lanjutnya, yakni mewujudkan kemandirian dan korporisasi BUMN yang berdaya saing. Ketiga, manajemen risiko. Dan keempat, yakni peningkatan profitabilitas.
“Salah satu yang menjadi tantangan mungkin dividen. Hari ini kita beranikan diri kalau tahun ini bisa 50 persen, tahun depan bisa 75 persen,” kata Erick Thohir
Sumber Bisnis, edit koranbumn