PT Petrokimia Gresik mencanangkan program Agro Solution yang ditandai dengan tanam perdana jagung pada lahan seluas 108 hektare di Desa Pringgabaya Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Direktur Operasi dan Produksi PT Petrokimia Gresik Digna Jatiningsih mengatakan Agro Solution merupakan terobosan holding PT Pupuk Indonesia, yang mengusung konsep usaha pertanian dari hulu hingga hilir untuk menjaga kedaulatan pangan di tengah pandemi Covid-19, melalui peningkatan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani.
“Dalam program ini, Petrokimia Gresik mendapat tugas untuk mengawal pertanian di lahan seluas 16.000 hektar, atau 32 persen dari total target Pupuk Indonesia Grup seluas 50.000 hektar,” katanya melalui siaran pers, Rabu (20/1/2021).
Digna menyebut bahwa tanam perdana jagung di Lombok Timur ini merupakan proyek percontohan bagi Petrokimia Gresik, yang mana keberhasilannya nanti akan diduplikasi di daerah lainnya.
Selama ini, petani masih berhadapan dengan banyak kendala dalam menjalankan usahanya, seperti rendahnya produktivitas pertanian, harga agro-input (pupuk, pestisida, benih dan lainnya) tidak terjangkau, minimnya akses ke lembaga keuangan, harga jual hasil panen cenderung turun ketika panen raya, belum terlindunginya petani dari risiko gagal panen, hingga infrastruktur yang terbatas.
“Untuk itu melalui program ini, Petrokimia Gresik bersama mitra akan melakukan pendampingan intensif bagi petani dalam menjalankan usaha pertanian dengan memberikan jaminan sarana produksi dan pemasaran hasil pertanian,” ujar Digna.
Pendampingan ini dilakukan bersama Aliansi Kemitraan Pertanian Berkelanjutan, yaitu PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) sebagai penyedia asuransi pertanian, Bank BNI sebagai penyedia Kredit Usaha Rakyat (KUR), PT Bisi Internasional sebagai penyedia benih jagung, serta PT Datu Nusra Agribisnis (DNA) sebagai off taker hasil pertanian di Lombok Timur. Sementara tugas perseroan adalah sebagai koordinator sekaligus menyediakan pupuk dan pestisida, melalui anak perusahaan yaitu PT Petrosida Gresik dan PT Petrokimia Kayaku.
Adapun menurut Kementerian Pertanian kebutuhan pupuk petani berdasarkan usulan Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (E-RDKK) mencapai 23 juta ton. Sedangkan, pada tahun ini pemerintah hanya mengalokasikan pupuk bersubsidi sebesar 9 juta ton plus 1,5 juta liter pupuk organik cair.
“Untuk itu, Petrokimia Gresik berkomitmen menyukseskan program Agro Solution ini dengan memberikan pendampingan secara komprehensif, khususnya melalui penggunaan pupuk non-subsidi,” katanya.
Dalam program ini, perseroan mengaplikasikan pupuk non-subsidi NPK Phonska Plus. Berdasarkan uji aplikasi dengan dosis pemupukan berimbang 5:3:3 atau 500 kg pupuk organik Petroganik, 300 kg Phonska Plus, dan 300 kg Urea untuk per 1 hektar tanaman jagung, hasil panen lebih tinggi 25% atau 2,5 ton per hektar pipilan kering dibandingkan dengan penggunaan pupuk NPK Phonska subsidi.
Digna berharap pupuk Petrokimia Gresik dapat menjadi andalan bagi petani di Lombok Timur untuk meningkatkan kesejahteraan petani serta menegaskan NTB sebagai salah satu provinsi sentra produksi jagung nasional. Selain untuk industri pangan, terutama pakan ternak, jagung digunakan oleh sektor agroindustri lainnya, seperti industri farmasi, kosmetika, dan kimia.
Selain menyuplai sarana produksi pertanian berupa pupuk dan pestisida, dalam kesempatan yang sama Petrokimia Gresik juga memberikan bantuan berupa dua unit kultivator dan 15 unit hand sprayer kepada petani setempat.
Sumber Bisnis, edit koranbumn