Kalangan pengusaha dan ekonom menilai positif komposisi direksi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis (21/1), karena mencerminkan proses regenerasi dan sistem meritokrasi secara baik yang dijalankan bank milik negara tersebut.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani mengatakan komposisi direksi BRI yang baru hasil dari RUPSLB, selain mencerminkan proses regenerasi yang baik juga mengakomodasi direksi dari jajaran internal, kelompok milenial dan kaum perempuan.
“Ini [komposisi direksi] sangat positif. Ada kesetaraan gender dan ditambah lagi adanya pelibatan sumber daya internal. Ini menunjukkan adanya proses regenerasi yang berjalan baik di tubuh BRI,” katanya melalui siaran pers dikutip Sabtu (23/1/2021).
Menurut Rosan, perekrutan sumber daya internal untuk jajaran direksi di tubuh BRI menunjukkan keseriusan perusahaan dalam mengelola sektor usaha mikro kecil dan menengah, yang saat ini menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional.
“Keberadaan figur perempuan, saya yakin BRI akan lebih fleksibel dalam menangani sektor UMKM. BRI memiliki peranan sangat vital dalam rangka pertumbuhan ekonomi melalui UMKM. Nah, dalam suatu regenerasi kesetaraan gender di antara direksi sangat penting.”
Dengan adanya direksi dari kalangan milenial di BRI, Rosan menilai, pemerintah sebagai pemegang saham dwiwarna di BRI, sudah melihat regenerasi dari jauh hari dan memberi wacana berbeda.
Menurut Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (AKUMANDIRI) Hermawati Setyorinny, kehadiran direksi dari kalangan milenial membawa harapan agar pembaharuan dalam pemberdayaan serta pembinaan UMKM terjadi di tubuh BRI. Dia menyebut kehadiran direksi berusia muda membawa sentimen positif untuk BRI.
“Harapan saya, direksi milenial ini mampu dan bisa melakukan transformasi birokrasi yang mampu bersaing dengan jasa keuangan non bank, juga harus ada pembaharuan dalam hal pemberdayaan dan pembinaan terus menerus sehingga UMKM benar-benar terbantu untuk berkembang, berdaya saing, dan maju,” kata Hermawati
Dihubungi terpisah, Pengamat Ekonomi Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai sistem meritokrasi di BRI sangat bagus, dengan diberikannya kesempatan bagi kalangan internal untuk menempati posisi direksi.
Meritokrasi di BRI, menurut Enny, bukan dari segi usia atau personality memiliki korelasi dengan pihak lain. Namun, BRI memberikan kesempatan bagi seseorang untuk memimpin berdasarkan kemampuan, prestasi dan bukan berdasar senioritas.
Tak hanya menjalankan sistem meritokrasi, Enny memandang komposisi direksi BRI yang terdapat kaum milenial dan perempuan menunjukkan adanya langkah mengedepankan profesionalisme. Kelompok milenial dan perempuan, dinilai memiliki kreativitas, terobosan dan semangat baru.
“Kalau di badan usaha, yang harus dikedepankan adalah profesionalisme. Badan usaha tidak seperti politik,” kata Enny.
Selain itu, dia menilai kebijakan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sangat bagus dengan melakukan rolling besar-besaran di tubuh BRI. RUPSLB BRI seharusnya hanya menggantikan satu posisi direksi, namun rapat tersebut mengesahkan pergantian empat direksi yang berasal dari kalangan internal.
“BUMN sektor keuangan memiliki peran sangat penting. Kebijakan Pak Erick bagus. Dan, yang dikedepankan adalah profesionalitas, kinerja dan tidak terlepas dari arah pengembangan BRI ke depan,” katanya.
Berdasarkan hasil RUPSLB pada Kamis (21/1), muncul empat nama baru direksi Perseroan yakni Amam Sukriyanto sebagai Direktur Bisnis Kecil dan Menengah, Agus Winardono sebagai Direktur Human Capital, Viviana Dyah Ayu Retno sebagai Direktur Keuangan, serta Arga Mahanana Nugraha sebagai Direktur Jaringan dan Layanan. Dua nama terakhir merupakan sosok muda dalam jajaran pengurus baru BRI, karena usianya belum mencapai 45 tahun, tepatnya 43 dan 40 tahun.
Sumber Bisnis, edit koranbumn