PT Adhi Karya (Persero) Tbk. urung merevisi target kontrak baru Rp23,3 triliun pada 2018 meski realisasi hingga Oktober 2018 baru mencapai 52,78%.
Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto mengatakan masih memiliki sejumlah proyek yang masih dibidik. Oleh karena itu, pihaknya masih optimistis mencapai target kontrak baru yang dipasang pada tahun ini.
“Iya [tidak revisi target]. Ada beberapa proyek yang sudah terendah dalam proses kontrak,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (14/11/2018).
Secara terpisah, Ki Syahgolang Permata, Corporate Secretary Adhi Karya memaparkan telah mengantongi kontrak baru Rp12,3 triliun sampai dengan Oktober 2018. Salah satu kontrak yang didapat yakni proyek bendungan di Kabupaten Deli Serdang senilai Rp127,7 miliar.
Secara kontribusi per lini bisnis, konstruksi dan energi masih mendominasi dengan 89,9%. Lini bisnis properti menyusul dengan 8,6% dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.
“Berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru dari pemerintah tercatat sebesar 25,7%, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar 27,6%, sementara swasta atau lainnya sebesar 46,8%,” jelasnya.
Ki Syahgolang menambahkan bahwa tipe pekerjaan terbesar untuk kontrak baru berasal dari proyek gedung sebesar 61,9%, proyek jalan tol dan jembatan 20,8%, serta proyek infrastruktur lainnya sebesar 17,2%.
Dengan realisasi Rp12,3 triliun, emiten berkode saham ADHI itu telah merealisasikan 52,78% dari target yang dipasang tahun ini. Total kontrak baru yang diincar kontraktor pelat merah tersebut senilai Rp23,3 triliun pada 2018.
Sebelumnya, Manajemen ADHI mengatakan masih membidik tender sejumlah proyek yang diproyeksikan akan masuk pada kuartal IV/2018. Adapun, pekerjaan yang diincar di antaranya bendungan, jalan dan jembatan, serta pekerjaan lainnya.
Seperti diketahui, Adhi Karya membukukan pendapatan Rp9,43 triliun pada kuartal III/2018. Jumlah tersebut naik dari Rp8,71 triliun pada periode yang sama atahun lalu.
Beban pokok pendapatan emiten berkode saham ADHI itu tercatat hanya naik tipis 3,12% secara tahunan pada kuartal III/2018. Kenaikan terjadi dari Rp7,70 triliun menjadi Rp7,94 triliun.
Dengan demikian, kontraktor pelat merah tersebut mengantongi laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp335,53 miliar. Pencapaian itu naik 63,62% dari periode yang sama tahun lalu Rp205,07 miliar.
Direktur Keuangan Adhi Karya Entus Asnawi M. sebelumnya mengatakan pekerjaan kontraktor masih menjadi penopang kinerja fundamental perseroan. Jenis pekerjaan konstruksi yang berkontribusi besar menurutnya adalah jalan tol
Sumber bisnis.com