PT Perkebunan Nusantara V mengguyur modal usaha untuk peternakan sapi sebesar Rp1 miliar kepada para petani sawit yang tengah mengikuti program peremajaan sawit rakyat (PSR) di Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Langkah itu dilakukan guna mendongkrak kemandirian ekonomi para petani yang pendapatannya menurun akibat kebun sawit mereka mendapatkan peremajaan dan belum panen.
Chief Executive Officer PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V) Jatmiko K Santosa dalam keterangan tertulisnya di Pekanbaru, mengatakan petani plasma perusahaan tidak hanya mendapatkan peremajaan, namun usaha sampingan yang dimiliki petani juga mendapat perhatian dari perusahaan.
“Dengan bantuan dana kerja untuk usaha sampingan petani sehingga diharapkan ekonomi petani bisa meningkat dan tingkat partisipasi petani dalam percepatan peremajaan kebun juga meningkat,” kata Jatmiko.
Menurutnya saat ini salah satu kendala terhambatnya percepatan peremajaan sawit rakyat yang digesa oleh pemerintah selain permasalahan legalitas dan birokrasi adalah kekhawatiran petani kehilangan penghasilan selama masa peremajaan menunggu panen.
“Dalam program PTPN V untuk Sawit Rakyat, kita berikan kesempatan kepada petani untuk bekerja langsung di arealnya dan mendapatkan penghasilan. Selanjutnya, selain petani bisa mendapatkan gaji dari melalui pola padat karya tersebut, sekarang kita juga bantu modal petani untuk usaha sampingan mereka, melalui pendanaan UMK bergilir bergulir,” bebernya.
Seperti bantuan kepada 20 anggota KUD Tunas Muda yang tahun lalu kebunnya mengikuti program peremajaan sawit rakyat, PTPN V menngguyur Rp1 miliar untuk usaha ternak sapi kepada para petani plasma. Selain membantu ekonomi para petani di masa peremajaan sawit, dalam jangka panjang program ini juga akan berdampak positif dengan adanya integrasi sawit sapi.
“Saya melihat bahwa strategi menggabungkan perkebunan sawit dengan peternakan sapi di lahan masyarakat akan membawa manfaat cukup besar, mulai dari manfaat ekonomi, pangan, hingga pupuk,” kata Jatmiko.
Jatmiko yang juga ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Cabang Provinsi Riau itu berharap program ini berjalan dengan baik. PTPN V, kata dia, akan terus memberikan pendampingan kepada para petani dalam upaya mengembangkan peternakan sapi tersebut.
“Secara garis besar, saya berharap program ini berhasil, menjadi nilai tambah ekonomi bagi para petani serta mendorong kabupaten Siak sebagai salah satu sentra perkebunan sawit dan peternakan sapi di Riau,” harapnya.
Sementara itu, Ketua kelompok tani Tunas Muda, Setyono, mengatakan para petani sawit yang mengikuti program itu sejatinya telah melakukan peternakan sapi secara mandiri sebelumnya. Dengan adanya program itu, dia menyebutkan ekonomi petani akan lebih terjaga selama replanting dan para petani mendapatkan tambahan sapi berupa jenis sapi bali. Sapi bali dipilih karena memiliki sejumlah keunggulan seperti tingkat adaptasi dan fertilitas tinggi serta daging yang lebih tebal.
Setyono merincikan, dana Rp1 miliar yang didapat tidak seluruhnya digunakan untuk membeli sapi, melainkan juga digunakan untuk mendirikan kandang, serta perawatan perkebunan sawit milik para petani yang melaksanakan peremajaan.
“Saat ini sudah ada 50 ekor sapi bali yang kita beli. Sapi-sapi tersebut kita bagikan kepada para petani anggota,” ujarnya.
Setyono mengatakan bahwa kelompok tani yang dia pimpin telah memiliki pengalaman beternak sapi secara mandiri sejak 2005 silam. Dia memastikan pengalaman itu akan menjadi modal berharga dalam penerapan praktik peternakan sapi bali yang tepat dengan integrasi perkebunan sawit.
Lebih jauh, ia mengatakan bahwa kebutuhan daging sapi di Kabupaten Siak cukup besar. Sehingga, dia mengatakan tidak khawatir dengan pemasaran daging sapi di kemudian hari.
“Terimakasih banyak kepada PTPN V yang mendukung kami secara penuh. Tidak hanya membantu dalam peremajaan sawit melalui jaminan pembiayaan, jaminan bibit unggul, dan jaminan kultur teknis, saat ini usaha sapi kami juga mendapat pendanaan. Kami akan berusaha program ini berhasil dan menjadi pilot project pengembangan sapi di perkebunan sawit. Semoga Siak bisa menjadi sentra peternakan sapi di masa mendatang,” tuturnya.
Tunas Muda merupakan satu dari empat koperasi unit desa (KUD) petani plasma PTPN V yang tengah melaksanakan peremajaan sawit. Program peremajaan sawit rakyat itu dilaksanakan sepenuhnya oleh perusahaan perkebunan milik negara tersebut dengan total luas lahan mencapai 720 hektare. PTPN V terus mengakselerasi PSR sesuai dengan target perusahaan seluas 18.000 hektare hingga tahun 2023 mendatang.