Sejak dimulainya transformasi dan restrukturisasi di akhir 2018, program efisiensi yang dijalankan oleh PT Krakatau Steel (Persero) Tbk memberikan dampak siginifikan terhadap penurunan biaya operasional Krakatau Steel. Di tahun 2020 Krakatau Steel mampu menurunkan biaya operasional sebesar 41 persen menjadi 200,8 juta dolar AS dari 337,4 juta dolar AS pada 2019.
Corporate Secretary Krakatau Steel Pria Utama menyatakan capaian penurunan biaya operasional ini terdiri dari beberapa komponen, diantaranya penurunan biaya energi, penurunan biaya utility, penurunan biaya consumable, penurunan biaya sparepart, maupun penurunan biaya operasional lainnya.
“Atas upaya optimalisasi rantai pasokan dan menjaga kehandalan produksi di tahun 2020 Krakatau Steel mampu menurunkan biaya energi hingga 47 persen menjadi 20,5 juta dolar AS di tahun 2020 dari yang sebelumnya sebesar 38 juta dolar AS di tahun 2019,” jelas Pria, melalui keterangan tertulis, Ahad (24/1).
Pria menambahkan, penurunan biaya consumable dan sparepart masing-masing memberikan penurunan biaya dengan penghematan yang cukup tinggi yaitu sebesar 59 persen untuk penurunan biaya consumable menjadi 16 juta dolar AS di tahun 2020 dari sebesar 40,6 juta dolar AS di tahun 2019
Sedangkan Penurunan biaya sparepart mencapai 56 persen menjadi 4,5 juta dolar AS di tahun 2020 dari sebesar 11 juta dolar AS di tahun 2019. Selain itu, penurunan biaya utility juga mencapai 27 persen menjadi 39,2 juta dolar AS di tahun 2020 dari sebesar 53,5 juta dolar AS di tahun 2019.
“Penurunan biaya ini merupakan sebuah capaian luar biasa yang dilakukan oleh Krakatau Steel. Komitmen kami untuk bertransformasi dan memperbaiki kinerja terus kami jalankan agar Krakatau Steel semakin kuat di pasar baja nasional maupun regional,” lanjut Pria.
Krakatau Steel juga melakukan efisiensi organisasi melalui penerapan optimalisasi tenaga kerja dan strategi negative growth. Pada tahun 2020 terjadi penurunan biaya tenaga kerja organik sebesar 33 persen menjadi 61,6 juta dolar AS dibandingkan di tahun sebelumnya mencapai 92,2 juta dolar AS. Selain itu, biaya tenaga kerja outsourcing juga menurun cukup signifikan yaitu sebesar 74 persen menjadi 9,8 juta dolar AS di tahun 2020 dibandingkan dengan tahun 2019 yang mencapai 38 juta dolar AS.
Lebih lanjut disebutkan bahwa terjadi penurunan biaya Outsourcing Jasa Borongan sebesar 67 persen menjadi 1,7 juta dolar AS di tahun 2020 dari sebelumnya 5,3 juta dolar AS di tahun 2019. Hal ini merupakan bagian dari strategi efisiensi biaya tenaga kerja outsourcing yang memprioritaskan kepentingan peningkatan penjualan dan pendapatan.
Perseroan akan terus melanjutkan inisiatif efisiensi yang telah dilakukan Krakatau Steel selama ini. Dengan efisiensi, beban pokok penjualan akan semakin kecil, sehingga ini akan meningkatkan daya saing produk baja Krakatau Steel.
“Dengan semakin kompetitif serta didukung strategi pemasaran yang baik, kami yakin akan mampu meningkatkan volume penjualan di tahun 2021 yang juga akan berdampak pada kinerja yang lebih baik lagi. Dalam hal pencapaian kinerja di tahun 2020, Krakatau Steel diperkirakan meraup keuntungan berkisar di 40-50 juta dolar AS”, tutur Pria.
Sumber Republika, edit koranbumn