Panji menjelaskan, Bank Mandiri selama ini menjadi salah satu lembaga keuangan yang paling konsisten untuk menggelar forum investasi. MIF juga sangat penting untuk menciptakan sinergi antara investor, pelaku usaha dan para pemangku kepentingan, agar mampu menangkap peluang investasi yang dapat mendukung upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dia menyebutkan, MIF menjadi platform bagi pemerintah untuk menyampaikan arah kebijakan yang telah digariskan dalam pemulihan ekonomi nasional kepada investor secara lengkap, sehingga dapat membangkitkan kepercayaan diri untuk berusaha dan melakukan ekspansi bisnis di Indonesia.
Menurut Panji, perekonomian Indonesia telah melewati dampak terdalam dari Covid-19 pada kuartal II/2020 saat mencatat kontraksi ekonomi -5,32%, dan menunjukkan pemulihan pada kuartal berikutnya. Tren ini diperkirakan akan berlanjut pada tahun ini.
Dia menambahkan, perekonomian Indonesia pada 2021 akan beranjak dari fase bertahan atau survival kepada fase pemulihan dengan dukungan beberapa faktor, yaitu program vaksinasi yang sudah mulai berjalan, implementasi UU Cipta Kerja, serta penurunan kasus Covid-19.
“Faktor pendukung lainnya adalah peningkatan investasi swasta, sejalan dengan berbagai stimulus Pemerintah untuk mendorong pulihnya permintaan,” katanya.
MIF 2021 akan mengangkat tema Reform After The Storm dengan menghadirkan sejumlah pejabat tinggi negara, serta tokoh ekonomi internasional yang menjadi narasumber untuk menjelaskan arah kebijakan pemerintah ke depan, hingga perkembangan terkini ekonomi global dan respon yang perlu dilakukan.
Para narasumber tersebut antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Ada juga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin, Kepala BKPM Bahlil Lahadaila, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Executive Chairman of Neo-bank Moven dan penulis buku “Bank 4.0” Brett King, serta Profesor ekonomi Universitas Harvard Kenneth Rogoff.
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menambahkan, MIF 2021 diharapkan dapat berkontribusi kepada upaya pemerintah dalam mengakselerasi investasi, terutama penanaman modal asing secara langsung ke Indonesia agar dapat mendorong pemulihan ekonomi, serta menjaga pertumbuhan yang lebih berkelanjutan.
Riset Office of Chief Economist Bank Mandiri ini memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 akan mencapai 4,4% pada 2021.
Proyeksi tersebut lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu karena didorong oleh pertumbuhan konsumsi dan investasi swasta yang diperkirakan akan tumbuh positif tahun ini dibandingkan dengan 2020 yang terkontraksi.
Pada 2021, lanjut Andry, terdapat beberapa sektor ekonomi potensial untuk menarik investasi swasta, di antaranya adalah sektor infrastruktur, kesehatan, pendidikan, komunikasi atau ICT, dan beberapa industri manufaktur yang terdampak positif dari perjanjian perdagangan, seperti otomotif dan elektronik.
Direktur Mandiri Sekuritas Silva Halim mengemukakan bahwa rangkaian kegiatan MIF 2021 akan memberikan wawasan dan informasi yang komprehensif guna membantu para investor dalam menyusun strategi investasi berkelanjutan di Indonesia.
Rangkaian MIF 2021 dimulai pada 1 Februari 2021 dengan agenda site visit ke tech companies dan Bank untuk melihat perkembangan segmen UMKM. Kemudian akan dilanjutkan dengan macro day sebagai event utama MIF yang akan diselenggarakan pada 3 Februari 2021 dengan mempertemukan para investor dengan narasumber dari pemerintahan dan pelaku industry.
Selanjutnya, MIF 2021 akan dilanjutkan dengan morning talk with Chairman of BKPM Bahlil Lahadalia dan investment clinic yang dipandu oleh tim BKPM. Investment clinic menjadi kesempatan bagi para investor untuk membahas tantangan dan solusi berinvestasi di Indonesia.
Rangkaian MIF 2021 nantinya ditutup dengan corporate days pada 4—5 Februari 2021 yang akan mempertemukan investor saham (equity investors) Mandiri Sekuritas dengan para emiten.
Diharapkan, acara ini akan mendorong kepercayaan diri investor, terutama investor asing, untuk meningkatkan porsi investasi di bursa saham Indonesia.
Sumber Bisnis, edit koranbumn