Kunjungan Kerja Spesifik Komisi IV DPR RI di Gresik pada Kamis (28/01/2021) ini juga dihadiri oleh Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian Sarwo Edhy.
Melalui kunjungan ini, Sarwo Edhy mengungkapkan bahwa pupuk subsidi hanya memenuhi 40% kebutuhan petani di Indonesia. Pasalnya, tercatat bahwa kebutuhan petani adalah 23 juta ton pupuk, sedangkan pupuk subsidi dari pemerintah hanya sebesar 9,04 juta ton dan 1,5 juta liter pupuk organik cair.
Selisih kebutuhan pupuk dan angka subsidi ini memang terjadi karena keterbatasan dana APBN yang harus dibagi dengan kebutuhan lain negara seperti kesehatan, pendidikan, dan BBM. Selisih ini juga yang dilansir merupakan asal muasal isu pupuk langka di beberapa daerah.
Untuk mengatasi kelangkaan pupuk subsidi sendiri, pemerintah melalui Kementan telah memperbolehkan realokasi pupuk subsidi. Sehingga jika satu daerah kebutuhan pupuk subsidi telah terpenuhi dan masih terdapat sisa, maka sisa pupuk subsidi tersebut bisa dialokasikan ke daerah yang kekurangan.
Dwi Satriyo Annurogo, Dirut Petrokimia Gresik, mengungkapkan Petrokimia Gresik siap memenuhi amanah penyaluran pupuk subsidi sesuai dengan penugasan pemerintah. Pada tahun ini sendiri, Petrokimia Gresik telah ditugaskan untuk menyalurkan subsidi 4,9 juta ton atau lebih dari 54% pupuk subsidi nasional.
Melihat adanya selisih pupuk subsidi dengan kebutuhan pupuk petani, Petrokimia Gresik juga berupaya untuk mengedukasi petani dengan alternatif pemupukan berimbang menggunakan NPK Phonska Plus, menggantikan penggunaan NPK Phonska yang merupakan salah satu pupuk subsidi.
Sumber Petrokimia Gresik, edit koranbumn















