PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V membalikkan kinerja dengan mencatatkan laba unaudit Rp405 miliar sepanjang 2020.
Pada 2019 lalu, perkebunan kelapa sawit milik negara itu membukukan rugi Rp67,29 miliar.
Laba ini dihasilkan dari pendapatan unaudit sekitar Rp5,3 Triliun atau naik hampir 27 persen dibandingkan tahun sebelumnya senilai Rp4,18 Triliun.
Chief Executive Officer PTPN V Jatmiko K. Santosa menyebut capaian laba ini dampak dari transformasi yang dijalankan perusahaan selama 2 tahun terakhir.
“Sejak 2019 kami telah menancapkan pondasi kuat untuk mengubah PTPN V ke arah yang lebih baik. Ketaatan pada aturan, validitas data, transformasi digital, dan kembali ke khitah kami sebagai perusahaan perkebunan negara yang hadir untuk sawit rakyat, membantu kami dapat mengarungi 2020 dengan baik sehingga mencatatkan hasil yang positif,” katanya dalam siaran keterangan tertulis, Minggu (31/1/2021).
Jatmiko menjelaskan dengan realisasi pendapatan Rp5,3 triliun, pihaknya melewati target yang ditetapkan oleh holding sebesar Rp4,6 Triliun.
“Kami bersyukur dari segi keuangan, laba setelah pajak pada 2020 mencapai Rp405 miliar dan ini adalah rekor tertinggi sepanjang 12 tahun terakhir”, ungkap Jatmiko.
Pencapaian tersebut menurutnya tidak terlepas dari produktivitas perusahaan yang juga mencatatkan rekor tertinggi.
“Alhamdulillah produktivitas Tandan Buah Segar (TBS) sawit kami berhasil mencapai angka tertinggi sepanjang sejarah PTPN V berdiri yaitu mencapai 23,87 ton per hektare per tahun atau 0,46 persen di atas Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan [RKAP] dan meningkat 0,81 persen dibanding tahun sebelumnya,” ujarnya.
Sedangkan untuk produk utama seperti CPO dan PKO, PTPN V telah memproduksi 544.010 ton CPO dan 107.875 ton PKO. Rendemen masing-masing produk mencapai 21,39 persen dan 4,24 persen.
Jatmiko menjelaskan saat ini pihaknya memiliki tujuh sentra yang menampung 1,5 juta bibit unggul dan siap untuk dilepas ke petani sawit Riau dengan harga yang murah.
Sumber bIsnis, edit koranbumn