Meski pandemi, pemerintah tetap menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR). Dalam menjalankan program ini, PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) dan PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) telah diberi tugas melakukan penjaminan terhadap kredit murah itu.
Kedua anggota Holding Perasuransian dan Penjaminan, Indonesia Financial Group ini melakukan penjaminan KUR dengan total Rp 212,8 triliun. Rinciannya, Askrindo menjamin KUR sebanyak Rp110,8 triliun dan Jamkrindo menjamin KUR senilai Rp 102 triliun.
Nilai itu melebihi realisasi penyaluran KUR sepanjang 2020 senilai Rp 198 triliun. Artinya, ada kelebihan penjaminan KUR di 2020 senilai Rp 14,8 triliun. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pun angkat bicara soal ini.
“Penjaminan tersebut termasuk yang tahun-tahun sebelumnya. Jadi bukan 2020 saja. Tergantung jangka waktu KUR karena banyak yang lebih dari 1 tahun, bahkan ada yang 4 atau 5 tahun,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Perekonomian Iskandar Simorangkir kepada Kontan.co.id pada Rabu (3/1).
Direktur Operasional Ritel Askrindo Anton A. Siregar menyatakan sepanjang 2020 telah melakukan penjaminan KUR senilai Rp 110,8 triliun. Penjaminan itu memberikan pangsa pasar sebesar 55% dari total realisasi penyaluran KUR sepanjang tahun lalu. Penjaminan tersebut diberikan kepada 4,2 juta debitur UMKM yang menyerap tenaga kerja sebanyak 7 juta orang.
“Target penjaminan KUR 2021, yang telah disampaikan oleh pemerintah sebesar Rp 253 triliun. Diproyeksikan akan dijamin Askrindo lebih kurang Rp 126 triliun atau tumbuh 14% dari 2020,” papar Anton pada pekan lalu.
Lanjut Ia, penjaminan KUR berdasarkan sektor usaha di 2020, masih didominasi oleh sektor perdagangan. Sektor ini menyumbang plafon lebih kurang Rp 54 triliun atau 49,3%. Anton menyebut porsi ini jauh lebih kecil dari tahun sebelumnya. Lantaran sejalan dengan program pemerintah mendorong agar bank penyalur ke sektor produktif sehingga menyerap tenaga kerja lebih besar.
“Dari total KUR Rp 110,8 triliun yang telah kami jamin, diikuti oleh sektor pertanian dan kehutanan sebesar Rp 28,7 triliun atau 25,9%. Sektor jasa Rp 10,3 triliun atau 9,3%. Industri kecil Rp 10,1 triliun atau 9,1%. Akomodasi Rp 5 triliun atau 5,6%. Perikanan dan Kelautan Rp 1,8 triliun atau 1,6%. Konstruksi Rp 158 miliar atau 0,1%,” tutur Anton.
Adapun Jamkrindo mencatatkan telah melakukan penjaminan KUR senilai Rp 102,67 di sepanjang 2020. Nilai itu melonjak dibandingkan penjaminan KUR di 2019 sebesar Rp 59,01 triliun.
Direktur Utama Jamkrindo Putrama Wahju Setyawan menyatakan peningkatan itu seiring dengan penguatan modal yang telah dilakukan pemerintah kepada persero. Ia menyatakan bila pada 2019 terdapat 2,11 juta UMKM yang dijamin lalu meningkat menjadi 3,42 juta UMKM yang dijamin pada 2020.
“Dari sisi penyerapan tenaga kerja KUR, sampai dengan Desember 2020 ini tercatat kurang lebih ada 3,85 juta. Target penjaminan KUR di 2021 ada di Rp 110 triliun,” papar Putrama pada pekan lalu.
Dia melanjutkan, non performing guarantee (NPG) KUR hingga 2020 ada di level 1,6%. Lebih lanjut Ia menyatakan Bank Artha Graha memiliki NPG yang cukup signifikan sampai 48,14%.
Selain melakukan penjaminan KUR, Jamkrindo juga memberikan penjaminan non KUR senilai Rp 77,23 triliun pada 2020. Lalu juga melakukan penjaminan kredit modal kerja (KMK) PEN sebesar 8,7 triliun.
“Jumlah UMKM yang dijaminkan di 2020 untuk KUR sebanyak 3,42 juta UMKM, non KUR sebanyak 7,4 juta UMKM, dan PEN sebanyak 533.604 UMKM,” pungkasnya.
Sumber Kontan, edit koranbumn