PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan menyalurkan kredit senilai Rp 938,37 triliun atau tumbuh 3,89 persen sepanjang 2020. Adapun penyaluran kredit mencakup kredit mikro tumbuh 14,18 persen, kredit kecil dan menengah sebesar 3,88 persen dan kredit konsumer tumbuh 2,26 persen.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan porsi atau portofolio kredit UMKM juga meningkat dari 79 persen pada 2019, menjadi 82,13 persen dari total seluruh kredit pada 2020.
“BRI memang fokusnya kepada bisnis mikro, namun memberikan dampak makro terhadap perekonomian Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (5/2).
Selama pandemi, lanjutnya, BRI mengalokasikan seluruh resources untuk merestrukturisasi dan melakukan penyelamatan terhadap UMKM di Tanah Air. Menurut Sunarso, angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit nasional yang diperkirakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kisaran minus satu persen sampai dua persen.
“Hal ini sejalan perbaikan kualitas kredit yang sehat dan terjaga, rasio non performing loan (NPL) sebesar 2,99 persen dan NPL Coverage mencapai 237,73 persen. Besarnya pencadangan ini merupakan bentuk strategi perseroan untuk menjaga kinerjanya agar terus tumbuh secara sustainable,” jelasnya.
Jadi bila kemudian hari harus menghadapi ketidakpastian, maka kinerja perseroan akan tetap terjaga karena sudah mencadangkan lebih dari cukup terhadap risiko yang mungkin timbul. BRI membukukan laba sebesar Rp 18,66 triliun pada 2020.
“Memang menurun dibandingkan tahun lalu, karena kita memang harus mencadangkan cukup besar untuk meng-cover penyelamatan UMKM,” ucapnya.
BRI juga mengalokasikan seluruh resources untuk merestrukturisasi, melakukan penyelamatan terhadap nasabah UMKM. Menurutnya, BRI berkontribusi lebih dari 60 persen dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN), yang memberikan dampak positif tidak hanya bagi nasabah, tetapi juga bagi perekonomian Indonesia.
Ke depan BRI optimis pada tahun ini pertumbuhan kredit perseroan di atas rata-rata industri nasional. Adanya faktor pendukungnya yakni loan to deposit ratio masih terjaga level 83,70 persen, dibarengi perbaikan daya beli masyarakat dan konsumsi rumah tangga.
“Pada 2021 kita cukup optimis dan confidence, tentunya kita fokus ke pertumbuhan mikro. Loan growth 2021 kita set kisaran enam persen sampai tujuh persen, loan deposit ratio (LDR) kisaran 85 persen dan untuk NIM kita jaga kisaran 6,3 persen,” ucapnya.
Sumber Republika, edit koranbumn