Holding hotel BUMN berambisi menjadi tuan rumah di negeri sendiri sebagai salah satu jaringan hotel Indonesia. Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour (Persero) atau HIN Iswandi Said mengatakan kehadiran holding hotel BUMN merupakan upaya pemerintah dalam mencapai target tersebut.
Kementerian BUMN telah membentuk holding BUMN hotel dalam dua program pengelolaan dan pengembangan holding hotel BUMN ke depan yakni holding ownership yang dilaksanakan anak usaha PT Wijaya Karya (Persero), PT Wijaya Karya Realty, dan holding operatorship untuk HIN yang kemudian diserahkan kepada Hotel Indonesia Group (HIG) selalu anak perusahaan.
“Pemerintah melihat ada potensi besar bila hotel (BUMN) ini dimerger atau dikelola operasinya dalam satu atap agar lebih fokus pada pelayanan,” ujar Iswandi saat kunjungan virtual ke Republika pada Jumat (5/2).
Kementerian BUMN, ucap Iswandi, menugaskan Wika Realty untuk melakukan pembenahan dari sisi kepemilikan dan HIG untuk aspek operasional. Iswandi menyampaikan proses konsolidasi holding tahap pertama meliputi 22 hotel yang terdiri atas 11 hotel milik Hotel Indonesia Natour, 1 Hotel milik Aero Wisata, 1 hotel milik PT Patra Jasa, dan 9 hotel milik PT Pegadaian.
Hotel Indonesia Natour sendiri memiliki 11 unit hotel dan resort di Bali, Jawa, dan Sumatera yakni Inaya Putri Bali, Grand Inna Kuta, Grand Inna Padang, Grand Inna Malioboro, Grand Inna Tunjungan, Grand Inna Samudra Beach, Grand Inna Medan, Inna Tretes, Inna Parapat, Inna Sindhu Beach, dan Inna Bali Heritage.
PT Aero Wisata yang merupakan anak usaha Garuda Indonesia memiliki Kila Senggigi Beach Lombok, NTB. Adapun Pertamina melalui anak usaha PT Patra Jasa memiliki dan mengelola The Patra Bali Resort & Villas. Sementara, Pegadaian memiliki sembilan hotel yang dikelola anak perusahaan PT Pesonna Indonesia Jaya dan tersebar di Makassar, Pekanbaru, Semarang, Yogyakarta, Gresik, Tegal, Pekalongan dan Surabaya.
Sedangkan Wijaya Karya melalui entitas anaknya, Wika Realty saat ini mengelola tujuh kondotel yakni Best Western Papilio Hotel di Surabaya, Best Western Premiere La Grande Hotel di Bandung, Wyndham Tamansari Jivva Resort, Golden Tulip Jineng Resort Bali, Best Western The Lagoon Manado Hotel, Best Western Premiere The Hive Hotel Jakarta dan Kyriad Hotel Airport Tangerang.
Iswandi menyampaikan holding hotel BUMN saat ini sedang dalam tahap inbreng saham. HIG, dia katakan, tetap bersiap diri dengan telah mengoperasikan hotel-hotel yang audah bergabung, meski secara kepemilikan masih berada di masing-masing BUMN.
Dari sisi operasional, Iswandi menyebut akan berada dalam satu standar yang sama dengan mengedepankan aspek budaya Indonesia. Iswandi juga mendorong HIG untuk terus berkembang untuk menjadi jaringan hotel terbesar di Indonesia.
“Arahan Pak Menteri BUMN ingin HIG berkembang dan menjadi jaringan hotel nomor tiga terbesar di Indonesia karena kalau jumlah di atas 100 (hotel) kita sudah di bawah dua hotel operator dari asing,” ucap Iswandi.
Iswandi mengatakan HIG akan menata ulang seluruh hotel BUMN yang tergabung dalam holding hotel agar mampu menarik minat wisatawan. Kata Iswandi, HIG yang saat ini baru mengoperasikan 14 hotel BUMN akan mendapat tugas untuk mengoperasikan seluruh hotel BUMN yang berjumlah sekitar 100 hotel serta hotel-hotel lain milik swasta.
“HIG harus mampu mengelola secara profesional dengan berstandar internasional namun juga mengusung kearifan lokal atau keramahtamahan Indonesia,” ungkap Iswandi.\
Sumber Republika, edit koranbumn