Suliati mengawali usahanya dengan berjualan sayur di pagi hari dengan menjejerkan jualannya di depan rumah, akan tetapi jarak pasar dari rumahnya tak seberapa jauh. Karenanya banyak orang lebih memilih untuk mendatangi pasar.
Sulitnya menjangkau pelanggan ia rasakan cukup lama, penghasilannya tak banyak membantu untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Tak banyak cara bisa Suliati lakukan karena terbenturnya kebutuhan modal.
Setelah mengetahui tentang PNM Mekaar, Suliati menggali banyak tentang program Mekaar melalui pertemuan rutin. Penjelasan Mekaar yang gamblang membuatnya untuk memutuskan bergabung sebagai nasabah. Melalui pembiayaan PNM Mekaar, ia membeli sebuah motor sebagai modal untukberjualan sayur secara berkeliling.
Usahanya perlahan mengalami kemajuan, omzet dan pendapatannya mulai mengalami peningkatan. Pendampingan PNM Mekaar, membuat usahanya berjalan stabil. Tak hanya itu, bubur ketan dan candil juga dipasarkannya secara online melalui sosial media.
Tak pelak penghasilan Suliati pun meningkat tajam dan kebutuhan keluarga menjadi tercukupi. Usaha dan keuletannya ia tularkan kepada teman-teman dengan mengajak mereka bergabung dengan PNM Mekaar. Sebab kebahagiaannya adalah ketika teman-temannya turut serta bangkit demi kesejahteraan keluarga, sebuah kebanggaan yang tak terbeli.
Kisah ulet Suliati ini disadur dari apa yang diceritakan Baiq Rosalinda melalui akun Facebook-nya, seorang AO Mekaar Cabang Pujut, Lombok Tengah.
Sumber InPNM / edit koranbumn.com