PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) menyatakan ada tiga faktor yang menentukan apakah perseroan akan tetap merugi pada 2021 atau berbalik untung.
Presiden DIrektur Waskita Destiawan Soewardjono mengatakan salah satu faktor penting adalah divestasi 9 ruas jalan tol.
“Sebenarnya, setelah konstruksi jalan tol selesai dan dan beroperasi, kami melakukan divestasi. Setelah itu, [dana hasil divestasi] kami putar lagi untuk investasi. Akibat pandemi [Covid-19] ini, ada lima ruas yang gagal divestasi [tahun lalu] karena investor menunda,” katanya dalam webinar “Mengukur Infrastruktur”, Kamis (8/4/2021).
Destiawan menyampaikan sejauh ini masih ada lima ruas yang harus perseroan divestasi. Dalam hal itu, Indonesia Investment Authority (INA) akan mempercepat prosesnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan Waskita Taufik Hendra Kusuma mengatakan penyelesaian divestasi sembilan ruas tol perseroan tersebut dapat melepas utang sekitar Rp20 triliun dari buku perseroan.
Faktor kedua yang menentukan performa finansial perseroan adalah proses restrukturisasi. Taufik menilai restrukturisasi dengan pihak perbankan penting untuk mengurangi beban bunga kredit perseroan yang membengkak karena gagal divestasi tahun lalu.
Seperti diketahui, Waskita seharusnya melakukan divestasi terhadap lima ruas jalan tol pada 2020. Namun demikian, gagalnya aksi korporasi tersebut membuat beban bunga kredit perseroan melonjak menjadi sekitar Rp4 triliun.
“[Restrukturisasi] ini mudah-mudahan bisa segera direalisasikan. Kami dapat full support dari Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN. Kami cukup intens [berdiskusi] dengan pihak perbankan,” ucapnya.
Faktor terakhir adalah penanganan pandemi Covid-19 di dalam negeri. Taufik menyampaikan pandemi Covid-19 sangat berpengaruh terhadap utilisasi proyek konstruksi perseroan.
Dengan demikian, kondisi keuangan perseroan tidak kunjung membaik walaupun telah beradaptasi dengan pandemi. “Ini di luar kontrol kami, tapi ini sangat mempengaruhi Waskita,” katanya.
Sumber Bisnis, Edit koranbumn