PT Waskita Karya (Persero) Tbk memastikan pada tahun ini akan fokus dalam proses divestasi sembilan ruas tol. Sembilan ruas tol tersebut yakni Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat, Cibitung-Cilincing, Cinere-Serpong, ruas tol Bogor-Ciawi-Sukabumi, Depok-Antasari, Pemalang-Batang, Batang- Semarang, dan Krian-Legundi-Bunder-Manyar.
“Pada 2021 yang penting adalah divestasi ruas tol yang ada di Waskita,” kata Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono dalam webinar yang bertajuk Mengukur Infrastruktur, Kamis (8/4).
Destiawan menjelaskan, divestasi tol tersebut dilakukan untuk mengembalikan peforma finansial Waskita yang turun pada 2020. Desriawan menuturkan seharusnya divestasi tol sudah dilakukan sejak 2020 namun terhambat karena pandemi Covid-19.
“Divestasi tahun lalu tidak terjadi. Kami harapkan 2021 harus terjadi. Ini bisa menurunkan kondisi beban pinjaman Waskita yang sangat besar,” jelas Destiawan.
Destiawan mengakui, sejumlah tol terdapat sejumlah Sebagian dari ruas bisa terjual dari tahun ini sudah terlaksana ada beberapa ruas kami sepakati dan harus mengejar target kami canangkan 2021.
Dia menuturkan dari sembilan ruas yang akan didevestasi, dua tol diantaranya sudah disepakati senilai Rp 2,32 triliun dari saham PT waskita Toll Road. Kedua tol tersebut yakni Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi dan Batang-Semarang.
Destiawan optimistis, pada 2021 ruas tol lainnya yang akan didivestasikan akan terealisasi. Terlebih saat ini Indonesia sudah memiliki Indonesia Investment Authority (INA). “Beberapa ruas sudah kami bahas oleh INA ini membantu mempercapat,” tutur Destiawan.
Jika tol tersebut berhasil didivestasi, Destiawan mengatakan akan mengurangi beban utang Waskita Karya. Dia optimistis, apda 2021, divestasi tol tersebut akan terlaksana.
Dia mengatakan, setelah adanya divestasi yang terealisasi, banyak investor yang mengutarakan minatnya. “Kami cukup kewalahan tapi kami senang karena peluang kami akan semakin terbuka dan 2021 Waskita kembali normal,” kata Destiawan.
Direktur Keuangan Waskita Karya Taufik Hendra Kusuma mengatakan perusahaan sudah menetapkan strategi untuk menghadapi bisnis tahun ini. Taufik mengatakan, kebangkitan Waskita Karya tidak terlepas dari divestasi, restrukturisasi, dan seberapa cepat Indonesia mengatasi pandemi Covid-19.
“Tiga hal ini (divestasi, restrukturisasi, dan seberapa cepat Indonesia mengatasi pandemi Covid-19) akan mempengaruhi pemulihan Waskita Karya,” kata Taufik dalam kesempatan yang sama.
Taufik menjelaskan, restrukturisasi dengan perbankan dan nonperbankan juga masih terus diproses. Taufik menuturkan, restrukturisasi tersebut akan membuat beban bunga dari utang Waskita Karya menurun.
“Kami mendapatkan dukungan dari Kementerian BUMN dan kreditur juga cukup intensif sehingga bisa lihat efeknya nanti menurunnya biaya bunga,” kata Taufik.
Sementara kondisi pandemi menurut Taufik sangat berpengaruh kepada utilisasi pendapatan proyek. Taufik mengatakan, kondisi pandemi tidak hanya mempengaruhi Waskita Karya saja namun juga industri secara luas.
Di sisi lain, pengamat komunikasi dan media Firkah Mansuri mengatakan kebangkitan BUMN karya akan terjadi. Selain itu, Firkah menilai kinerja positif juga akan terus membaik pada tahun ini.
“Saya melihat daya saing Waskita untuk bangkit pada 2021 sangat besar. Hal itu dibuktikan ketika 2020 Waskita mendapatkan kontrak sebesar Rp 27 triliun, ini kontrak yang cukup besar,” jelas Firkah.
Firkat menuturkan, tingkat kemenangan tender Waskita juga meningkat. Terlebih, dengan adanya INA, Firkah menilai hal tersebut menjadi peluang terutama dalam mendivestasi sembilan ruas tol Waskita Karya pada tahun ini.
“Dengan adanya lembaga seperti INA ini, itu akan menjadi cara baru. Selama ini BUMN karya tidak punya cara mendapatkan permodalan sebelum adanya INA. Belum lagi akan banyak investor asing sehingga ini bisa menjadi peluang,” ungkap Firkah. Rahayu Subekti
Sumber Republika, edit koranbumn