Ketersediaan vaksin Covid-19 menjadi fokus pemerintah, terlebih dengan adanya penundaan pengiriman vaksin Covid-19 terutama untuk merk AstraZeneca melalui jalur COVAX-GAVI.
Terkait produksi vaksin Covid-19, Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir menuturkan, di bulan April ini pihaknya akan merilis produk sekitar 8,89 juta dosis vaksin Covid-19 Sinovac dan siap didistribusikan ke seluruh provinsi di Indonesia.
“April ini kita akan mendeliver lebih kurang 8,8 juta dosis vaksin dan berikutnya sampai nanti ke akhir tahun 2021 total yang akan kita produksi sebesar 122,5 juta dan ditambah dengan vaksin jadi 3 juta jadi akan ke total 125,5 juta dosis vaksin,” jelas Honesti saat Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI pada Kamis (8/4).
Selain itu, Bio Farma juga sedang berproses untuk mendapatkan tambahan bahan baku vaksin (bulk) dari Sinovac. Khusus vaksin Sinovac yang akan diproduksi oleh Biofarma totalnya nanti akan berjumlah sekitar 225 juta dosis sampai akhir tahun 2021 atau paling lama hingga kuartal satu 2022
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pada bulan April ini, Biofarma juga sedang melakukan regular maintenance dari kapasitas pabriknya. Adapun proses tersebut memang secara rutin dilakukan tiap enam bulan sekali.
Ini akan membuat produksi vaksin Biofarma di bulan ini berkurang. Imbasnya pemerintah terpaksa mengurangi laju vaksinasi menjadi sedikit terlambat.
Maka stok vaksin saat ini akan diprioritaskan untuk lansia dan guru, serta para lansia dan guru yang perlu melengkapi suntikan dosis kedua. Adapun lokasi diutamakan bagi lansia dan guru di kabupaten/kota yang vaksinnya akan habis sebelum tanggal 12 April.
“Vaksinasi 60% untuk diberikan kepada orang tua (lansia) dan 40% untuk guru diutamakan bagi guru PAUD dan TK. Prioritas vaksinasi lansia sebagai kelompok rentan menjadi lebih penting menjelang periode libur idul Fitri di mana pergerakan penduduk ada di perkirakan akan meningkat,” kata Budi.
Sebelumnya, Biofarma disebut hanya memiliki stok vaksin sekitar 7 juta dosis pada bulan April ini. Namun, Budi mendorong Biofarma melakukan percepatan produksi hingga diperoleh tambahan satu juta dosis.
“Angka terakhir itu 7,8 juta dosis, lalu Biofarma kita kejar agar bisa meningkatkan satu batch nambah lagi jadi sekarang jadi 8,89 juta, perubahan ini baru dua atau tiga hari yang lalu,” ungkap Budi.
Total Biofarma sudah mendapatkan 53 juta bulk vaksin Sinovac, sedangkan yang sudah diproduksi ada 34 batch. Maka masih ada 15 juta-19 juta bulk vaksin yang sedang berproses diproduksi.
“8,8 juta itu adalah produk yang sudah direlease, jadi kita produksi dulu nanti ada test batch-nya, hasil test batch kita kirim ke BPOM laporannya, nanti ada product release. Product release inilah yang kita kirimkan ke setiap provinsi berdasarkan perintah Kemenkes. 8,8 juta itu adalah product release bukan produk yang diproduksi lagi. Kita kirimkan data ke BPOM lalu BPOM bilang boleh didistribusikan,” terang Honesti.
Sumber Kontan, edit koranbumn