Pengembangan vaksin Merah Putih masih terus berjalan. Kalau berjalan lancar, permohonan persetujuan penggunaan darurat alias emergency use authorization (EUA) dari vaksin tersebut diperkirakan bakal bisa diajukan paling cepat pada kuartal II-2022 mendatang.
Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan, saat ini vaksin Merah Putih masih berada dalam tahap pengembangan oleh tujuh lembaga yang terdiri dari lima perguruan tinggi dan dua lembaga penelitian.
Mereka adalah Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Indonesia (UI), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Lembaga Eijkman.
Harapan Honesti, Bio Farma sudah bisa menerima bibit vaksin dari lembaga-lembaga pengembang di atas pada bulan April 2021.
“Sekarang mereka berada pada tahap pengembangan vaksinnya. Mungkin kalau yang tercepat ada Eijkman. Eijkman ini sudah sampai ke final dari pengembangan si vaksin,” kata Honesti dalam acara Virtual MarkPlus bertajuk The Resilience of the Pharmaceutical Industry in Pandemic Era, Rabu (7/4).
Nantinya, bibit vaksin Merah Putih yang Bio Farma akan ditindaklanjuti dengan sejumlah tahapan, termasuk di antaranya uji klinis yang terbagi menjadi beberapa fase hingga dimohonkan persetujuan penggunaan daruratnya (EUA) ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
“Kalau semua ini lancar, kemungkinan kuartal III-2022 atau paling cepat kuartal II-2022, kita akan segera meminta (mengajukan permohonan) untuk mendapatkan EUA dari BPOM dan kita segera produksi,” papar Honesti.
Menurut Honesti, kehadiran vaksin Merah Putih bisa mendorong kemandirian Indonesia dalam memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19. Seperti diketahui, saat ini pasokan vaksin Covid-19 masih dipasok secara impor, baik secara impor jadi maupun dalam bentuk bahan baku untuk kemudian diproduksi di Indonesia.
Setelah memperoleh EUA nanti, produksi vaksin Merah Putih akan dilakukan oleh Bio Farma. Honesti menambahkan, Bio Farma juga membuka kemungkinan untuk menggandeng perusahaan farmasi lain dalam melakukan produksi vaksin Merah Putih.
“Jadi short term-nya memang kita kerjasama dengan lembaga luar, ada yang impor vaksin jadi, dan juga ada yang impor bahan baku produksi sendiri, tapi mulai 2022, kuartal II (2022) ke sana, itu murni akan kita kembangkan sendiri,” ujar Honesti.
Sumber Kontan, edit koranbumn