PT Bank Tabungan Negara (BTN) (Persero) Tbk membidik seluruh penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) Subsidi BTN pada 2021 dengan menggunakan kompor induksi. Adapun target tersebut merupakan wujud komitmen BTN mendukung Gerakan Konversi 1 Juta Kompor LPG ke Kompor Induksi yang diinisiasi oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Direktur Consumer and Commercial Lending BTN Hirwandi Gafar mengatakan, program bundling KPR Subsidi dengan kompor induksi merupakan hasil kemitraan dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Adapun program ini juga sejalan misi perseroan untuk menyediakan hunian murah, nyaman, dan aman bagi masyarakat Indonesia.
“Jika dihitung nilai penggunaannya sehari-hari, kompor induksi itu lebih murah dan aman. Penggunaan kompor induksi di seluruh rumah subsidi yang kami biayai juga dapat mengakselerasi kemandirian energi nasional,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (23/4).
Sebagai wujud dukungan atas komitmen tersebut, pada Jumat (23/4), BTN menggelar akad perdana KPR Subsidi BTN dalam rangka Gerakan 1 Juta Kompor Induksi bersama PLN. Adapun akad tersebut digelar di Perumahan Puri Delta Tigaraksa, Tangerang, Banten.
“Akad perdana diikuti oleh 71 debitur dari total 3.100 unit rumah yang ada di lokasi tersebut. Ke depannya, tentu setiap perumahan subsidi yang kami biayai pada tahun ini juga akan mendapatkan fasilitas serupa,” ucapnya.
Menurutnya rumah yang menggunakan kompor induksi, yang dibiayai BTN akan memperoleh insentif dari PLN berupa keringanan biaya penyambungan listrik.
“Kami berharap dukungan penuh Gerakan 1 Juta Kompor Induksi dapat mendongkrak akselerasi kemandirian energi nasional,” ucapnya.
Per akhir Maret 2021, emiten bersandi saham BBTN ini juga mencatatkan pertumbuhan penyaluran KPR Subsidi. Tercatat KPR subsidi naik 9,04 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 122,96 triliun per kuartal satu 2021.
Pertumbuhan KPR Subsidi menjadi penopang terbesar penyaluran kredit dan pembiayaan BBTN naik sebesar 3,19 persen yoy menjadi Rp 261,34 triliun per akhir Maret 2021.
Sumber Republika, edit koranbumn