Emiten BUMN kontraktor PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. membukukan penurunan laba pada kuartal I/2021 menjadi Rp78,16 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2021, emiten dengan kode saham WIKA ini mencatatkan pendapatan senilai Rp3,92 triliun atau turun 6,54 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp4,19 triliun.
Dilihat dari kontribusinya, pendapatan dari infrastruktur dan gedung masih menjadi tulang punggung perseroan senilai Rp2,56 triliun. Perolehan ini susut 4,56 persen secara tahunan dari sebelumnya Rp2,68 triliun.
Selanjutnya pendapatan energi dan industrial plant turun 11,74 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp589,21 miliar serta pendapatan dari realty dan properti turun 61,24 persen menjadi Rp70,23 miliar. Hanya pendapatan industri yang tumbuh sebesar 5,52 persen yoy menjadi Rp703 miliar.
Penurunan pendapatan pun turut menekan laba kontraktor pelat merah ini. Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk WIKA turun 21,21 persen menjadi Rp78,16 miliar pada kuartal I/2021 dari Rp99,21 miliar pada kuartal I/2020.
Sementara itu, total aset WIKA terpantau menurun 9,22 persen sejak awal tahun menjadi Rp61,82 triliun. Sementara liabilitas WIKA turun 12,40 persen menjadi Rp45,06 triliun, ekuitas mencatatkan pertumbuhan 0,63 persen menjadi Rp16,76 triliun.
Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito mengatakan pencapaian pada tiga bulan pertama tahun ini menjadi bekal perseroan untuk menjaga aktivitas produksi ke depan.
“Kami percaya bahwa kunci untuk menjaga perusahaan tetap berada pada posisi positif adalah dengan memastikan kondisi kesehatan setiap karyawannya agar tetap produktif. Perusahaan juga fokus pada kondisi likuiditas keuangan melalui monitoring cash flow secara berkala dan penerapan efisiensi di semua lini,” kata Agung dalam keterangan resminya.