Bank Indonesia (BI) melihat Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) sebagai game changer pada sistem pembayaran lantaran transaksi bisa dilakukan tanpa tatap muka. Asisten Gubernur, Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Filianingsih Hendarta mengatakan BI akan menambah fitur tarik, transfer, dan setor.
Ia menyebut fitur teranyar ini akan memperkuat dan mendukung transaksi masyarakat di tengah PPKM Darurat. Terlebih pada minggu pertama Juli 2021, terjadi kenaikan transaksi QRIS hingga 7,63% dibandingkan minggu sebelumnya menjadi 8,37 juta kali.
Adapun nominal transaksinya mencapai Rp 727,2 miliar atau meningkat 32,5% dalam satu minggu. Tak terlepas, saat ini sudah ada 7,7 juta merchant mengadopsi QRIS dari target 12 juta merchant di 2021.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menilai tambahan fitur QRIS ini akan diimplementasikan kepada para Agen laku pandai. SVP Micro Development & Agent Banking Group Bank Mandiri Ashraf Farahnaz bilang fitur itu akan dikembangkan pada aplikasi Mandiri Agen.
“Dengan demikian, transaksi keagenan semakin digital dimana agen dapat menerima tarik, setor, transfer di agen menggunakan uang elektronik atau aplikasi pembayaran QR yang dimiliki,” ujarnya
SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi bilang hingga Juni 2021, transaksi QRIS menunjukkan peningkatan lebih dari 300% secara tahunan. Ini menunjukkan transaksi QRIS semakin banyak diterima di berbagai merchant baik merchant fisik maupun online.
“Pada minggu pertama juli, rata-rata nilai transaksi telah meningkat sekitar 10% dibanding rata-rata transaksi bulan sebelumnya. Meskipun selama PPKM darurat menurunkan mobilitas masyarakat, transaksi QRIS masih menunjukkan peningkatan akibat konversi dari transaksi tunai menjadi non tunai,” jelasnya.
Guna mendorong transaksi QIRS, Bank Mandiri terus memperluas jaringan merchant QRIS, fokus memperkuat modern digital banking seiring dengan perubahan perilaku konsumen. Ia melihat ke depannya, tren transaksi digital akan semakin meningkat dan merata di berbagai wilayah di Indonesia, didorong juga dengan keadaan selama pandemi dimana masyarakat meminimalisir mobilitas ke luar rumah.
“Oleh karena itu ke depannya Bank Mandiri fokus pada perluasan penerimaan QRIS di berbagai merchant dan ekosistem. Ditambah pengembangan layanan Livin’ by Mandiri yang diharapkan dapat menjadi layanan digital SuperApp yang mampu menggantikan berbagai channel lain untuk pemenuhan kegiatan transaksional sehari-hari,” tambahnya.
Adapun Direktur Teknologi Informasi Bank Tabungan Negara (BTN) Andi Nirwoto bilang secara aturan yang ada saat ini, penambahan fitur tarik, transfer, dan setor di QRIS ini ditujukan untuk agen laku pandai. Ia menilai QRIS sangat memudahkan nasabah untuk bertransaksi di merchant lantaran faktor utama interoperabilitas serta kepraktisannya.
“Khususnya untuk ticket size yang sesuai atau tidak besar; sehingga dengan semakin bertambahnya fitur-fitur baru nantinya akan semakin disenangi nasabah. Untuk BTN sendiri, pengembangan fitur pada sistem QRIS sudah dipersiapkan secara arsitektur aplikasi, sehingga akan relatif cepat dalam time delivery-nya,” jelasnya
Sebenarnya, BTN baru memiliki fitur QRIS ini, namun Andi melihat PKM darurat akan mendorong tren transaksi secara digital, khususnya Mobile Banking. Termasuk QRIS yang menjadi salah satu fitur utama di Mobile Banking BTN, juga mengalami peningkatan.
Hingga Mei 2021, jumlah Agen Batara BTN mencapai 2.952 orang. Bank menargetkan penambahan jumlah Agen Batara menjadi 6.800 orang hingga akhir tahun ini. Saldo rata-rata Agen Batara pun melonjak dari hanya Rp 8 juta pada Januari menjadi Rp34,8 juta di Mei 2021.
Adapun Direktur BCA Santoso Liem memperkirakan akan lebih banyak lagi transaksi non-tunai dan tanpa kartu yang akan menjadi bagian signifikan di tengah situasi PPKM Darurat saat ini. Transaksi QRIS year to date (ytd) per Maret 2021 yang dilakukan oleh nasabah BCA mencapai Rp 446 Miliar. BCA juga telah bekerjasama dengan sekitar 360.000 merchant di yang tersebar di Indonesia
Sumber Kontan, edit koranbumn