PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) bekerjasama dengan PTPN III dan Perhutani untuk memastikan pasokan biomassa untuk program co-firing di 52 PLTU milik PLN. Langkah ini dilakukan PLN untuk mempercepat target bauran energi 23 persen pada 2025 mendatang.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menjeaskan terkait biomassa PLN punya dua rencana besar. Tahap pertama, PLN menggandeng BUMN lain untuk menjamin pasokan biomassa ini. Harapannya, PLN sebagai offtaker dari biomassa ini selain bisa mengurangi tingkat emisi namun juga memberikan nilai tambah dari sampah yang selama ini tidak termanfaatkan.
“PTPN III sebagai pemasok akan dimulai pada 2021 mendatang. Sedangkan dari Perhutani akan memulai memasok pada 2022 mendatang,” ujar Zul dalam konferensi pers, Jumat (16/7).
Zulkifli juga menjelaskan kedepannya, sebagai langkah pengembangan PLN ingin mengembangkan industri biomassa ini. Bersama dengan BUMN lain maupun pihak swasta PLN ingin menjadi salah satu produsen biomassa kedepannya, mengingat kebutuhan akan energi bersih akan semakin meningkat kedepan.
“Tahap ke 2 kerja sama pengembangan industri biomassa yang akan kami inisiasi triwulan pertama 2021,” ujar Zulkifli.
Ia juga merinci hingga 2025 mendatang total kebutuhan biomassa yang dibutuhkan PLN sebesar 9 juta ton per tahun. “Melalui kerja sama ini sebagian besar kebutuhan ini bisa dipenuhi PTPN dan Perhutani. Posisinya juga terjangkau dari PLTU milik PLN yang masuk dalam program co-firing,” tambah Zulkifli.
Direktur Utama Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro menjelaskan salah satu langkah untuk mendukung program pengembangan biomassa ini Perum Perhutani akan mulai melakukan pengembangan lahan khusus tanaman biomassa pada 2021 mendatang.
“Rencana pengembangan bisnis biomassa di perhutani sudah tercantum jangka panjang perusahaan. Juga kami memasukan diantara proyek strategi di 2021 nanti. Rencana pengembangan tanaman bioamsaa 70 ribu hektar,” ujar Wahyu.
Wahyu merinci dengan luasan 70 ribu hektar maka bisa menghasilkan produk bioamssa sebesar 1,8 juta ton per tahun. “Angka ini 60 persen kebutuhan co-firing PLN di jawa. Dan 20 persen dari total kebutuhan nasional per tahun,” ujar Wahyu.
Wahyu juga menjelaskan Perhutani pada 2022 mendatang akan mengalokasikan kluster tanaman biomassa berupa sograss khusus untuk memasok kebutuhan biomassa PLTU Pelabuhan Ratu sebesar 2.000 ton per tahun dan PLTU Rembang sebesar 8.000 ton per tahun.
Sumber Republika, edit koranbumn